Tuesday, September 30, 2025
HomeBeritaMantan perwira angkatan laut Israel: Tel Aviv harus menindak armada Gaza dengan...

Mantan perwira angkatan laut Israel: Tel Aviv harus menindak armada Gaza dengan tegas

Seorang wakil admiral Israel yang telah pensiun menyerukan tindakan tegas terhadap armada protes yang bergerak menuju pesisir Gaza.

Menurutnya, Israel berhak membela kedaulatan dan wajib menggunakan seluruh instrumen hukum yang tersedia untuk menyita atau bahkan menenggelamkan kapal-kapal yang dianggap mengganggu.

Eli’ezer Marom — mantan perwira tinggi angkatan laut — mengatakan armada yang kini mendekati Gaza digambarkan penyelenggaranya sebagai misi kemanusiaan.

Namun, menurut dia sejatinya hanya “armada kebencian” yang terutama didukung kelompok Ikhwanul Muslimin dan Hamas.

Marom mengkritik keputusan Italia dan Spanyol pekan lalu yang mengerahkan kapal perang untuk mengawal konvoi kapal-kapal menuju perairan Gaza.

Ia menilai langkah itu berbahaya karena memberikan dukungan kepada pihak yang menurutnya melanggar hukum internasional dan menantang Israel.

Dalam paparan sejarah singkatnya, Marom mengingat upaya pertama memecah blokade laut Gaza pada 2008 oleh kelompok bernama “Free Gaza” yang mengoperasikan rute Gaza–Siprus.

Kala itu, ia mengatakan, pemerintah Israel memilih membiarkan armada berlayar walau mendapat tentangan militer.

Namun pada akhir 2009, kata Marom, Israel memberlakukan kawalan maritim yang ketat sepanjang pantai Gaza, menahan setiap kapal yang mencoba menembusnya.

Marom juga mengangkat kembali insiden armada Mavi Marmara pada 2010 — konvoi 6 kapal yang dipimpin oleh kapal kebesaran Turki tersebut — dan menuduh organisasi kemanusiaan Turki IHH memiliki hubungan dengan Hamas serta kelompok-kelompok sayap kiri yang keras menentang Israel.

Menurut versi yang dikutip Marom, pasukan komando laut Israel (Shayetet 13) menguasai Mavi Marmara setelah menghadapi lebih dari 50 aktivis.

Mereka diduga menyerang dengan kapak, pisau, besi, bahkan senjata api; bentrokan itu, menurut klaimnya, menewaskan sembilan orang dan melukai puluhan lainnya.

Selama 15 tahun terakhir, ujar Marom, upaya memecah blokade semacam itu relatif mereda.

Namun kini fenomena itu kembali muncul dengan armada yang berjumlah sekitar 40 kapal—kebanyakan berukuran kecil—menuju Gaza.

Meski konvoi tersebut kini mendapat pengawalan kapal perang dari beberapa negara, mantan perwira itu meyakini Angkatan Laut Israel siap menjalankan operasi pencegahan.

Ia memprediksi kapal-kapal “pembangkang” akan dihentikan dan tidak akan sampai ke tujuan.

Namun, Marom mengingatkan operasi semacam ini mengandung risiko tinggi dan berpotensi menimbulkan korban jiwa serta kerusakan properti.

Pasca-operasi, Marom menganjurkan agar Israel memanfaatkan semua jalur hukum untuk menyita atau menenggelamkan kapal-kapal yang terbukti melanggar, serta menuntut dan memenjarakan sejumlah pelaku meski diperkirakan akan memicu protes internasional.

Menurutnya, Israel memiliki hak untuk mempertahankan dirinya dan kedaulatannya, sehingga harus mengambil langkah tegas untuk menegakkan hak itu.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler