Aktor Tunisia Muhammad Mourad menjadi salah satu peserta dalam misi kemanusiaan Armada Solidaritas untuk Gaza yang ditangkap militer Israel.
Melalui akun Instagram resminya, Mourad membagikan video singkat yang memperlihatkan detik-detik ketika kapal yang ia tumpangi, Florida–Anas al-Sharif, disergap oleh pasukan komando Israel di laut.
Dalam video tersebut, Mourad menegaskan bahwa misi mereka bersifat murni kemanusiaan dan sejalan dengan hukum internasional, tanpa unsur kekerasan.
Ia menyebut para peserta armada telah “diculik” oleh pasukan Israel dan menyerukan tekanan internasional untuk membebaskan mereka.
Sebelumnya, Mourad—aktor berusia 35 tahun yang dikenal publik Tunisia melalui perannya sebagai Mahdi bin Salem dalam serial Naoura al-Hawa dan tokoh Qasim dalam Taj al-Hadhra—telah mengumumkan keterlibatannya di kapal Florida sejak awal September.
Kapal tersebut berangkat dari Tunisia pada 4 September menuju Libya, sebelum bergabung dengan rombongan armada internasional yang berlayar ke arah Gaza.
Armada ini, yang terdiri atas 44 kapal dari berbagai negara, bertujuan menembus blokade Israel atas Gaza.
Kendati tidak berhasil mencapai pesisir Palestina, para peserta menyatakan keberangkatan itu telah mencapai tujuannya, yakni menarik perhatian dunia terhadap krisis kemanusiaan yang berkepanjangan di Gaza.
Melalui sejumlah unggahan, Mourad mengajak pengikutnya untuk mendukung inisiatif tersebut—baik dengan donasi, terutama untuk kebutuhan seperti susu bayi, maupun dukungan moral terhadap misi armada.
Dalam salah satu pesannya, ia menutup dengan seruan singkat: “Tahya Filastin” (Hidup Palestina).
Dalam beberapa video yang dibagikannya, Mourad menggambarkan kebersamaan para peserta armada yang berasal dari latar belakang dan kebangsaan berbeda, namun disatukan oleh tujuan yang sama: Gaza.
Ia menyebut tantangan yang mereka hadapi—termasuk intimidasi dan risiko serangan—sebagai sesuatu yang “tidak sebanding dengan 1 persen penderitaan warga Gaza”.
“Kesulitan kami hanyalah hal kecil, bahkan sepele, dibandingkan dengan seorang anak yang terluka atau keluarga yang kehilangan orang terkasihnya di Gaza,” ucapnya.
Juru bicara Armada Solidaritas dalam keterangannya kepada Al Jazeera mengungkapkan bahwa sejauh ini 13 kapal dari total 44 kapal telah dikuasai angkatan laut Israel.
Kapal-kapal tersebut membawa puluhan aktivis internasional dan kemudian diarahkan menuju pelabuhan Ashdod, Israel.
Penangkapan itu kembali menyoroti risiko besar yang dihadapi armada solidaritas, tetapi juga menegaskan tekad para aktivis untuk menyoroti blokade yang telah mengurung lebih dari dua juta warga Gaza dalam krisis kemanusiaan yang mendalam.