Serangan udara Israel kembali mengguncang Jalur Gaza. Sejak fajar hari ini, sedikitnya 19 warga Palestina gugur akibat gempuran yang terus berlanjut, meski militer Israel sebelumnya mengumumkan akan mengurangi intensitas operasi militernya.
Pernyataan itu keluar setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump meminta Israel menghentikan pengeboman segera untuk membuka jalan bagi pembebasan tawanan.
Sumber medis di sejumlah rumah sakit Gaza melaporkan, 13 korban syahid tewas di Kota Gaza akibat serangkaian serangan di beberapa kawasan padat penduduk, antara lain di permukiman Zeitun, Tuffah, Daraj, dan Sabra.
Sementara 4 warga lainnya yang tengah menunggu bantuan kemanusiaan di selatan Gaza turut menjadi korban.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut, seorang perempuan meninggal dunia dan sejumlah warga sipil luka-luka setelah serangan udara Israel menghantam Masjid Bilal di dekat sekolah-sekolah UNRWA di kawasan Zeitun.
Serangan itu juga merusak beberapa rumah di sekitar masjid.
Gempuran lain menghantam kawasan sekitar Jalan Al-Nafaq di Distrik Daraj, menimbulkan beberapa korban luka yang kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Al-Ma’madani.
Artileri Israel juga menembaki wilayah Tuffah di bagian timur Kota Gaza, menambah panjang daftar kehancuran di kawasan padat penduduk itu.
Di Distrik Sabra, dua warga Palestina luka-luka akibat tembakan dari pesawat nirawak jenis quadcopter milik Israel, disusul hujan peluru artileri di kawasan yang sama.
Sementara di wilayah tengah Jalur Gaza, tim Pertahanan Sipil berhasil mengevakuasi jenazah seorang korban dari bawah reruntuhan di dekat Sekolah Al-‘Urubah di Kamp Pengungsi Nuseirat.
Korban tersebut tewas akibat serangan sebelumnya. Artileri Israel masih terus menggempur bagian barat laut kamp tersebut hingga pagi ini.
Di selatan Gaza, sumber medis di Rumah Sakit Al-Najjar melaporkan keberhasilan petugas mengevakuasi seorang anak yang sempat ditahan sementara oleh pasukan Israel di daerah Al-Syakus, barat laut Rafah.
Sejak 7 Oktober 2023, agresi Israel yang mendapat dukungan penuh dari AS telah menewaskan 67.139 warga Palestina dan melukai 169.583 orang lainnya, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Selain korban akibat bom dan peluru, kelaparan akut yang disebabkan blokade total telah merenggut nyawa sedikitnya 460 warga Palestina, termasuk 154 anak-anak—mencerminkan wajah paling kelam dari perang pemusnahan yang terus berlangsung di Gaza.