Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan kesiapan organisasinya untuk memperluas operasi kemanusiaan di Jalur Gaza.
Tujuannya, guna memenuhi kebutuhan medis mendesak dan mendukung pemulihan sistem kesehatan yang hancur akibat perang.
Dalam unggahan di platform X pada Kamis (10/10), Tedros menyampaikan bahwa tim WHO siap meningkatkan kapasitas kerja di seluruh wilayah Gaza.
Hal itu seiring dengan tercapainya kesepakatan tahap pertama rencana gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diinisiasi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
“Saya menyambut baik pengumuman Presiden AS tentang penghentian perang di Gaza dan pembebasan para sandera. Ini merupakan langkah besar menuju perdamaian yang berkelanjutan bagi rakyat Israel dan Palestina,” tulis Tedros.
Ia menyampaikan harapan agar seluruh pihak menghormati kesepakatan tersebut, demi mengakhiri penderitaan warga sipil dan memungkinkan semua tawanan kembali ke rumah mereka dengan selamat dan bermartabat.
“Tim WHO siap bekerja untuk menjawab kebutuhan kesehatan mendesak para pasien di seluruh Gaza, serta membantu proses rehabilitasi sistem kesehatan yang porak-poranda,” tambahnya.
Di akhir pesannya, Tedros menegaskan bahwa perdamaian adalah obat terbaik.
Pada dini hari Kamis waktu setempat, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui tahap pertama dari rencana gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang diusulkannya.
“Saya sangat bangga mengumumkan penandatanganan tahap pertama dari rencana perdamaian kami antara Israel dan Hamas. Ini berarti semua sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang telah disepakati — langkah awal menuju perdamaian yang kuat dan abadi,” tulis Trump melalui platform Truth Social.
Trump menambahkan bahwa semua pihak dalam perjanjian itu “akan diperlakukan dengan adil”.
Ia juga menyebut hari tersebut sebagai hari besar bagi dunia Arab dan Islam, bagi Israel, bagi seluruh negara di kawasan, dan bagi AS.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Qatar, Mesir, dan Turki atas peran mediasi mereka dalam tercapainya kesepakatan bersejarah ini.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi bahwa kabinet akan mengesahkan perjanjian tersebut pada hari yang sama, membuka jalan bagi penarikan bertahap pasukan dari Gaza serta pembebasan ratusan tahanan Palestina.
Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh dari AS, Israel melancarkan perang yang dikategorikan sebagai genosida terhadap penduduk Gaza.
Perang tersebut menewaskan sedikitnya 67.183 orang dan melukai 169.841 lainnya, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Blokade total atas wilayah itu juga telah menyebabkan kelaparan yang menewaskan 460 warga Palestina, termasuk 154 anak-anak.