Wednesday, October 22, 2025
HomeBeritaDelegasi Hamas bahas dialog Palestina dan masa depan Gaza di Kairo

Delegasi Hamas bahas dialog Palestina dan masa depan Gaza di Kairo

Delegasi dari Hamas melakukan kunjungan ke Kairo untuk bertemu para pejabat Mesir dalam rangka membahas dialog nasional Palestina yang direncanakan berlangsung di ibu kota Mesir.

Dialog tersebut diharapkan menjadi langkah penting dalam menentukan masa depan Jalur Gaza pascaperang.

Menurut laporan Agence France-Presse yang mengutip sumber diplomatik, pertemuan antara delegasi Hamas dan pejabat tinggi Mesir akan berlangsung selama dua hari ke depan.

Agenda utamanya mencakup persiapan dialog yang bertujuan menyatukan barisan Palestina serta membahas isu-isu pokok, termasuk pengelolaan Gaza pada tahap berikutnya.

Sumber tersebut menambahkan, salah satu pokok bahasan utama adalah pembentukan “komite independen” yang beranggotakan para profesional dan teknokrat untuk mengelola urusan sipil di Gaza.

Hamas, kata sumber itu, telah berjanji kepada para mediator untuk memfasilitasi kerja komite tersebut tanpa intervensi politik langsung dari pihak mana pun.

Selain itu, delegasi Hamas juga dijadwalkan bertemu dengan pejabat Mesir dan Qatar pada Senin (21/10) guna membahas pelanggaran gencatan senjata oleh Israel.

Termasuk puluhan serangan udara yang menewaskan puluhan warga di Gaza pada hari sebelumnya.

Pembahasan di Kairo juga akan mencakup pelaksanaan tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata, pembukaan kembali perbatasan Rafah, serta peningkatan aliran bantuan kemanusiaan sesuai ketentuan perjanjian yang mengizinkan masuknya hingga 400 truk bantuan setiap hari.

Isu lain yang juga akan dibahas adalah kelanjutan penarikan pasukan Israel dari wilayah Gaza.

Kesepakatan gencatan senjata di Gaza sendiri mulai berlaku pada 10 Oktober lalu setelah tekanan kuat dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Kesepakatan itu didasarkan pada rencana 20 butir yang ia ajukan setelah perang dahsyat yang berlangsung selama dua tahun.

Rencana tersebut mencakup penghentian total serangan militer, pertukaran tahanan, dan penarikan bertahap pasukan Israel dari sejumlah wilayah di Gaza.

Selanjutnya, pengelolaan sipil di wilayah itu akan diserahkan kepada komite teknokrat independen yang bekerja di bawah pengawasan sebuah “Dewan Perdamaian” yang dipimpin langsung oleh Trump.

Hamas sendiri menegaskan tidak berniat mengambil alih pemerintahan Gaza selama masa transisi.

Namun, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menekankan pentingnya membahas masa depan Gaza melalui “konsensus nasional yang luas.”

Dalam pernyataannya kepada Agence France-Presse pada Minggu (20/10), Qassem mengatakan Hamas terus berkoordinasi dengan Otoritas Palestina dan faksi-faksi lain untuk “membangun posisi nasional bersama, mengatasi isu-isu sensitif, dan mencapai kesepahaman mengenai langkah-langkah politik berikutnya.”

Delegasi Hamas tiba di Kairo pada Minggu, di hari yang sama ketika Israel melancarkan serangan udara baru ke Jalur Gaza.

Israel menuduh Hamas melanggar gencatan senjata, tuduhan yang langsung dibantah oleh gerakan tersebut.

Menurut laporan Dinas Pertahanan Sipil di Gaza, serangan udara Israel itu menewaskan sedikitnya 45 warga Palestina.

Di pihak lain, militer Israel mengumumkan dua tentaranya tewas dalam bentrokan di Kota Rafah, Gaza Selatan.

Sementara itu, dari Washington, Presiden Donald Trump pada Minggu malam menegaskan bahwa gencatan senjata di Gaza “masih bertahan” meski sempat terjadi eskalasi.

Ia menyebut Israel telah kembali menghentikan operasi udaranya “dalam kerangka penerapan ulang perjanjian” yang sedang berjalan.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler