Wednesday, October 29, 2025
HomeBeritaDarah, debu, dan keyakinan: Detik terakhir Yahya Sinwar di Gaza

Darah, debu, dan keyakinan: Detik terakhir Yahya Sinwar di Gaza

Publik kembali dibuat heboh setelah lembaga penyiaran Israel merilis cuplikan video baru yang menampilkan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dalam rekaman terakhir sebelum ia gugur.

Tayangan berdurasi beberapa detik itu segera menyebar luas di berbagai platform media sosial dan memicu beragam tanggapan dari warganet.

Menurut lembaga penyiaran tersebut, video “eksklusif” itu diambil pada hari-hari terakhir menjelang kematian Sinwar.

Dalam rekaman tersebut, terlihat sang pemimpin Hamas mengenakan jubah hitam yang menutupi kepalanya, berjalan hati-hati di antara puing-puing rumah yang hancur di Kota Rafah, Gaza selatan.

Video itu segera menjadi viral. Banyak pengguna media sosial memandangnya sebagai bukti baru atas keteguhan dan keberanian Sinwar hingga detik-detik terakhir hidupnya.

Mereka menilai, rekaman tersebut menggambarkan pemimpin yang tetap berada di garis depan perjuangan, berbagi penderitaan dan risiko bersama para pejuangnya.

Namun, sebagian lainnya mencurigai bahwa publikasi video ini tidak lepas dari motif politik.

Mereka menilai Israel berupaya memanfaatkan momen tersebut sebagai bagian dari perang psikologis terhadap rakyat Palestina.

Sejumlah pengamat daring mencatat, dalam rekaman itu tampak botol air minum jenis yang biasa digunakan tentara Israel.

Hal ini, menurut mereka, menunjukkan bahwa Sinwar sempat berada di sebuah rumah yang sebelumnya pernah ditempati pasukan Israel.

Sebuah indikasi bahwa ia memang beroperasi langsung di medan pertempuran Rafah bersama para pejuang.

Ada pula dugaan bahwa rekaman tersebut berasal dari kamera salah satu pejuang yang gugur dalam pertempuran, dan kemudian jatuh ke tangan pasukan Israel.

Menariknya, beberapa warganet menyoroti kecerdikan taktis para pejuang Brigade Al-Qassam yang menutupi wajah dan tangan mereka dalam video itu.

Langkah tersebut dinilai berhasil mengelabui sistem pengenalan wajah berbasis kecerdasan buatan milik Israel.

Bagi banyak warga Palestina, Yahya Sinwar kini dipandang sebagai simbol keteguhan dan keberanian.

Ia tetap memegang prinsip perjuangan hingga akhir hayatnya, tidak goyah oleh perang, kepungan, maupun tekanan politik.

“Sinwar membawa keyakinannya sampai akhir. Ia tidak sekadar memimpin dari belakang, tetapi hidup dan gugur bersama rakyatnya,” tulis salah satu pengguna di platform X (Twitter).

Pada peringatan satu tahun wafatnya, 16 Oktober lalu, militer Israel juga merilis foto yang diklaim menunjukkan jasad Sinwar.

Gambar itu memperlihatkannya terbaring di antara reruntuhan bangunan, masih mengenakan seragam militernya, setelah menjadi sasaran serangan udara di salah satu rumah di Jalur Gaza.

Kini, baik video maupun foto tersebut menambah lapisan baru dalam narasi tentang sosok Yahya Sinwar, seorang pemimpin yang tetap berada di medan tempur hingga akhir.

Bagi banyak orang, ia menjadi lambang bahwa keyakinan terhadap kebenaran tidak akan pernah padam selama masih ada yang memperjuangkannya.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler