Friday, December 5, 2025
HomeBeritaMedia internasional soroti lonjakan kekerasan pemukim di Tepi Barat dan krisis Darfur

Media internasional soroti lonjakan kekerasan pemukim di Tepi Barat dan krisis Darfur

Sejumlah surat kabar dan laman berita internasional menyoroti perkembangan terbaru di berbagai kawasan dunia.

Dua isu yang mendapat perhatian utama adalah eskalasi kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat serta memburuknya situasi kemanusiaan di Sudan.

Harian The Guardian Inggris melaporkan terjadinya peningkatan tajam aksi kekerasan pemukim Israel di Tepi Barat dan Jerusalem Timur sejak pecahnya perang di Gaza dua tahun lalu.

Mengutip laporan PBB, lebih dari 1.000 warga Palestina tewas akibat serangan pemukim dan militer Israel.

Oktober lalu tercatat 260 serangan, menjadikannya bulan paling mematikan sejak pendataan dimulai pada 2006.

Organisasi-organisasi hak asasi manusia memperingatkan bahwa kekerasan ini berlangsung dalam “lingkungan yang permisif” dan bahkan didorong oleh sejumlah pejabat Israel.

Dalam banyak kasus, pasukan Israel hanya menyaksikan serangan pemukim tanpa turun tangan—kecuali jika warga Palestina mencoba membela diri.

Masih menurut The Guardian, operasi bantuan kemanusiaan di Darfur Utara kini berada di ambang kehancuran.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengingatkan stok bantuan hampir habis, sementara risiko keamanan terhadap konvoi bantuan meningkat tajam.

Organisasi Médecins Sans Frontières (Dokter Lintas Batas) turut melaporkan bahwa tingkat kekurangan gizi di kamp-kamp pengungsi sudah berada pada tahap kritis.

Di Kamp Tawila, lebih dari 70 persen anak di bawah usia lima tahun mengalami malnutrisi akut.

Angka yang menggambarkan betapa surutnya kapasitas bertahan hidup masyarakat di wilayah itu.

Dilema

Di Irak, The New York Times mencatat bahwa koalisi Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani berada di posisi teratas dalam hasil sementara pemilihan legislatif.

Namun absennya pemenang mutlak diperkirakan akan memicu proses negosiasi panjang antarpartai, yang dapat berlangsung berbulan-bulan.

Sejumlah pejabat Irak menyebut adanya “masalah rumit” terkait posisi Pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang menolak keberadaan tokoh-tokoh dekat Iran dalam kabinet baru.

Para analis juga memprediksi Sudani akan menghadapi tekanan kuat dari pesaing politik yang ingin menggagalkan upaya dirinya meraih masa jabatan kedua.

Sementara itu, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Presiden Donald Trump meminta Presiden Israel Isaac Herzog agar memberikan grasi kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang tengah menghadapi dakwaan korupsi.

Media tersebut menyebut langkah Trump sebagai campur tangan dalam salah satu isu paling memecah belah di Israel.

Dakwaan terhadap Netanyahu telah menjauhkan sejumlah sekutu politiknya dan menempatkannya dalam konfrontasi terbuka dengan lembaga peradilan Israel.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler