Sunday, November 16, 2025
HomeBeritaOrganisasi medis: RSF perkosa 32 anak perempuan di Sudan

Organisasi medis: RSF perkosa 32 anak perempuan di Sudan

Sebuah organisasi medis Sudan melaporkan 32 kasus pemerkosaan terhadap anak perempuan yang melarikan diri dari El-Fasher dalam satu minggu, sementara kota di wilayah barat itu tetap berada di bawah kendali pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF).

Menurut pernyataan Sudan Doctors Network pada Minggu, sebagian korban diperkosa di dalam kota El-Fasher setelah RSF mengambil alih wilayah tersebut, sementara lainnya diserang ketika mencoba melarikan diri menuju kota Tawila yang berdekatan.

Jaringan dokter itu mengecam tindakan tersebut sebagai “pelanggaran jelas terhadap hukum humaniter internasional dan merupakan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Tindakan ini, kata mereka, “mengungkap besarnya kekacauan dan pola pelanggaran sistematis yang dialami perempuan dan anak perempuan di wilayah yang dikuasai RSF, di tengah ketiadaan perlindungan dan tidak adanya akuntabilitas.”

Organisasi medis tersebut menyatakan RSF bertanggung jawab penuh dan menyerukan investigasi internasional independen yang mendesak, perlindungan segera bagi para penyintas dan saksi, serta akses tanpa hambatan bagi tim medis dan kemanusiaan untuk memberikan perawatan, pengobatan, serta dukungan psikologis dan hukum.

Konflik di Sudan antara militer dan RSF, yang dimulai pada April 2023, telah menewaskan sedikitnya 40.000 orang dan memaksa 12 juta lainnya mengungsi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bulan lalu, RSF merebut El-Fasher, ibu kota Darfur Utara, dan dituduh melakukan pembantaian. Kelompok itu kini menguasai seluruh lima negara bagian di wilayah Darfur—dari total 18 negara bagian di Sudan—sementara militer memegang kendali atas sebagian besar 13 negara bagian lainnya, termasuk Khartoum.

Darfur mencakup sekitar seperlima wilayah Sudan, tetapi sebagian besar dari 50 juta penduduk negara itu tinggal di wilayah yang dikuasai militer.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler