International Networking for Humanitarian (INH) merampungkan program bantuan musim dingin untuk ribuan warga di Deir Al Balah dan Nuseirat pada 12–16 November 2025. Program darurat ini digelar di tengah musim dingin yang terus menurun, hujan deras, serta kondisi pengungsian yang semakin memprihatinkan.
Dengan budget USD 150,000, INH berhasil menjangkau 4.530 jiwa yang terdampak musim dingin pada tahun ini. Bantuan yang disalurkan mencakup 1,000 jaket anak, 600 jaket dewasa, 302 selimut, 504 winter set, 600 paket kayu bakar, serta 151 cover tenda berbahan nilon ukuran 10 meter sebagai penguat perlindungan dari cuaca ekstrem.
“Musim dingin di Gaza tahun ini ditandai suhu malam yang dapat turun di bawah 10°C dan curah hujan tinggi, membuat ribuan pengungsi yang tinggal di tenda-tenda darurat berada dalam risiko serius, terutama anak-anak dan lansia,” kata Muhammad Qaddoura International Consulting Program INH di Jalur Gaza, Selasa (18/11/2025).
Menurutnya, saat ini banyak tenda yang bocor dan tidak mampu menahan angin kencang sehingga distribusi perlengkapan musim dingin menjadi kebutuhan mendesak.
INH menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan untuk mendukung warga Gaza menghadapi krisis kemanusiaan. Melalui kerja sama dengan relawan lokal, INH berupaya memastikan bantuan tepat sasaran meskipun menghadapi tantangan berat dalam distribusi.
“Prioritas kami adalah menjaga keluarga rentan tetap hangat dan terlindungi di tengah musim dingin yang semakin ekstrem,” ujarnya.
INH berencana melanjutkan dukungan pada fase berikutnya, termasuk penguatan perlindungan tenda, penyediaan perlengkapan musim dingin tambahan, serta bantuan kemanusiaan lain yang dibutuhkan selama musim dingin berlangsung.
“Bantuan yang diterima oleh ribuan warga Gaza ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat Indonesia untuk Gaza, oleh karena itu kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada para donatur dan mitra INH yang selalu mempercayakan kepada kami untuk bisa terus membersamai warga gaza,” imbuhnya.
Musim Dingin Memburuk, Bantuan Jadi Penopang Hidup
Suhu di Gaza yang turun hingga di bawah 10°C, ditambah curah hujan tinggi, menyebabkan kondisi pengungsian semakin rentan. Banyak tenda bocor, roboh, dan tidak mampu melindungi dari angin dingin. Dalam situasi seperti ini, bantuan perlengkapan musim dingin menjadi salah satu kebutuhan yang paling mendesak.
Manager Program INH, Muhammad Hadiyan Abshar menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah darurat yang harus dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah meningkatnya kasus hipotermia terutama pada anak-anak dan bayi serta menjaga ketahanan keluarga di wilayah yang paling terdampak.
“Laporan medis terbaru mengungkapkan bahwa beberapa bayi meninggal karena hipotermia, terutama mereka yang tinggal di tenda yang tidak memiliki perlindungan dari angin.
Tenaga medis memperingatkan bahwa jumlah korban bisa meningkat jika pasokan musim dingin tidak segera ditambah,” kata hadiyan mengutip dari sumber kementerian kesehatan Palestina di Gaza.
“Tenda kuat tahan hujan selimut hangat, jaket musim dingin, bahan bakar untuk pemanas dan perbaikan sistem sanitasi yang rusak merupakan kebutuhan yang sangat urgent saat ini,” paparnya.
Ia menyerukan pembukaan akses bantuan dan peningkatan jumlah truk yang diizinkan masuk untuk menghindari krisis musim dingin yang lebih parah.Sehingga bantuan kemanusiaan ini bisa semakin banyak diterima oleh warga Gaza yang benar-benar sedang berjuang pasca genjatan senjata.
Di tengah kondisi sulit ini, warga Gaza terus berusaha bertahan dengan peralatan seadanya. Banyak keluarga menghabiskan malam tanpa tidur untuk membersihkan air yang masuk ke tenda atau menjaga anak-anak tetap hangat.
Bagi ribuan keluarga yang kehilangan rumah akibat perang, musim dingin tahun ini kembali menjadi ancaman besar yang dapat menelan lebih banyak korban jika situasi tidak membaik. (INH)


