Sunday, November 23, 2025
HomeBeritaHamas desak para mediator bertindak cepat hentikan pelanggaran Israel

Hamas desak para mediator bertindak cepat hentikan pelanggaran Israel

Hamas, Sabtu, menyatakan bahwa perluasan area operasi militer Israel di Gaza dalam beberapa hari terakhir merupakan “pelanggaran mencolok” terhadap kesepakatan gencatan senjata.

Hamas meminta para mediator—serta pemerintah Amerika Serikat (AS)—untuk menghentikan upaya Tel Aviv yang dinilai merusak jalur penghentian perang di Gaza.

Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan bahwa langkah maju pasukan Israel ke kawasan yang seharusnya telah ditinggalkan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata.

Dan juga disertai gelombang baru pengungsian serta serangan udara dan artileri, merupakan bentuk pelanggaran serius.

Menurut Hamas, tindakan tersebut telah menyebabkan “ratusan syahid”, sementara operasi pengeboman terus berlangsung dengan berbagai alasan yang dikemukakan Israel.

Hamas juga menyebut bahwa pelanggaran tersebut telah mengubah garis-garis penarikan pasukan Israel yang sebelumnya disepakati dalam peta teknis kesepakatan.

Sebelumnya, dinas pertahanan sipil Palestina melaporkan bahwa pada Jumat, pasukan Israel bergerak sekitar 250 meter ke wilayah timur Kota Gaza—area yang seharusnya telah dikosongkan sesuai kesepakatan.

Pergerakan tersebut memaksa ratusan keluarga meninggalkan rumah mereka menuju lokasi-lokasi yang nyaris tidak memiliki fasilitas dasar untuk bertahan hidup.

Tuntutan mematuhi komitmen

Hamas kembali menolak seluruh upaya pemerintah Israel menciptakan “fakta baru di lapangan” yang bertentangan dengan butir-butir kesepakatan.

Gerakan itu mendesak para mediator untuk “bertindak cepat dan menekan Israel agar menghentikan pelanggaran ini”.

Hamas juga meminta Washington memenuhi komitmennya sebagai penjamin kesepakatan, serta menahan Israel agar menjalankan seluruh kewajibannya dan menghentikan langkah-langkah yang dinilai menggerus mekanisme gencatan senjata.

Di sisi lain, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru menuduh Hamas melanggar gencatan senjata pada hari yang sama.

Melalui pernyataan resmi, kantor Netanyahu menyebut bahwa Hamas mengirim seorang bersenjata ke dalam area yang dikuasai militer Israel untuk menyerang tentara.

Israel mengklaim bahwa sebagai respons, lima komandan senior sayap militer Hamas berhasil dilumpuhkan.

Kantor Netanyahu juga menyatakan bahwa sepanjang masa gencatan senjata, puluhan anggota Hamas telah melintasi garis pemisah untuk menyerang pasukan Israel, serta menuduh Hamas mengeksekusi warga sipil Palestina di Gaza.

Kesepakatan gencatan senjata—yang dicapai antara Hamas dan Israel berdasarkan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang—mulai berlaku pada 10 Oktober 2024.

Perjanjian ini mengakhiri perang yang dimulai Israel pada 8 Oktober 2023, yang dalam dua tahun telah menewaskan lebih dari 69.000 warga Palestina, melukai lebih dari 170.000 orang, serta menghancurkan 90 persen infrastruktur sipil di Gaza.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler