Brigade Al Qassam mengumumkan penunjukan seorang komandan baru untuk menangani tugas khusus di sektor manufaktur militer mereka, menyusul tewasnya komandan senior Raed Saad dalam serangan Israel pada Sabtu.
Dalam pernyataannya, Brigade Al Qassam menyebut penunjukan tersebut mencerminkan keberlanjutan aktivitas perlawanan. Mereka menegaskan bahwa tewasnya sejumlah tokoh penting tidak akan melemahkan tekad maupun menghentikan operasi mereka.
Brigade Al Qassam menyatakan Raed Saad dan beberapa rekannya menjadi sasaran dalam apa yang mereka sebut sebagai “operasi pembunuhan oleh musuh Zionis”. Mereka menilai serangan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata.
Menurut pernyataan itu, Raed Saad memimpin sistem manufaktur militer Brigade Al Qassam, yang disebut sebagai salah satu pilar utama dalam operasi perlawanan, termasuk dalam serangan pada 7 Oktober.
Brigade Al Qassam mengecam keras pembunuhan tersebut serta berlanjutnya serangan terhadap Jalur Gaza. Mereka menuduh Israel telah “melampaui seluruh garis merah” dan mengabaikan apa yang mereka sebut sebagai “rencana Trump”.
Kelompok tersebut juga menyatakan Amerika Serikat dan para mediator bertanggung jawab atas apa yang mereka klaim sebagai pelanggaran berulang. Mereka menegaskan hak untuk merespons dan membela diri dengan berbagai cara.
