Wednesday, December 17, 2025
HomeBeritaGaza berdarah: 30 jenazah dievakuasi, warga Palestina tewas ditembak Israel

Gaza berdarah: 30 jenazah dievakuasi, warga Palestina tewas ditembak Israel

Tim pertahanan sipil Gaza mengevakuasi 30 jenazah warga Palestina dari bawah reruntuhan sebuah rumah di Kota Gaza yang hancur akibat serangan Israel selama perang pemusnahan.

Pada waktu yang hampir bersamaan, Kompleks Medis Nasser melaporkan seorang warga Palestina tewas ditembak pasukan Israel di area persebaran militer mereka di kawasan Al-Mawasi, Rafah, Gaza selatan.

Militer Israel, dalam pernyataan terpisah, mengklaim telah menewaskan seorang warga Palestina yang disebut melintasi “garis kuning” di selatan Jalur Gaza.

Sementara itu, layanan ambulans dan gawat darurat melaporkan seorang perempuan Palestina terluka akibat tembakan pasukan Israel di Kamp Jabalia, Gaza utara, meski insiden tersebut terjadi di luar area penempatan pasukan Israel.

Sebelumnya, koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan Israel melakukan serangan udara, tembakan artileri, serta rentetan tembakan intensif dari tank-tank mereka di sejumlah titik.

Wilayah itu antara lain di kawasan penempatan pasukan di lingkungan Al-Tuffah, timur Kota Gaza; wilayah timur Khan Younis di Gaza selatan; serta timur Al-Bureij di Gaza tengah.

Dingin ekstrem dan hujan deras

Pelanggaran Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata berlangsung bersamaan dengan kondisi kemanusiaan yang kian memburuk akibat cuaca ekstrem.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan seorang bayi meninggal dunia akibat dingin yang menusuk.

Bayi tersebut, berusia dua pekan dan bernama Mohammed Khalil Abu Al-Khair, meninggal akibat penurunan suhu tubuh yang parah.

Kementerian menjelaskan, bayi itu sempat dirawat di rumah sakit dan ditempatkan di unit perawatan intensif selama dua hari sebelum akhirnya meninggal pada Senin (16/12).

Pertahanan sipil Gaza juga mengumumkan seorang warga Palestina tewas dan sejumlah lainnya luka-luka akibat runtuhnya sebuah rumah di Jalan Al-Shifa, bagian barat Kota Gaza.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan, sedikitnya 15 warga Palestina—termasuk 7 anak—meninggal dunia setelah sedikitnya 14 rumah runtuh akibat gelombang cuaca buruk dan dingin ekstrem.

Kondisi tersebut mengubah kehidupan para pengungsi menjadi tragedi kemanusiaan yang nyata.

Hujan deras menggenangi tenda-tenda pengungsian, pusat penampungan, dan tempat perlindungan darurat di berbagai wilayah Gaza.

Sebagian besar bangunan di wilayah itu telah hancur atau rusak parah akibat dua tahun perang Israel di Jalur Gaza yang diblokade.

Curah hujan tinggi memaksa sebagian warga mendorong kendaraan mereka di jalan-jalan yang tergenang air.

Sementara yang lain terpaksa menggunakan gerobak yang ditarik keledai untuk menyeberangi arus banjir, menyusul datangnya hujan musim dingin terbaru.

Menurut Kantor Media Pemerintah, Gaza membutuhkan lebih dari 300.000 tenda dan unit hunian sementara, serta pasokan bahan bangunan secara mendesak untuk memperbaiki kerusakan akibat pemboman.

Data resmi menunjukkan sekitar 27.000 tenda hanyut atau terendam sepenuhnya selama gelombang cuaca terakhir, sementara 26.000 tenda lainnya mengalami kerusakan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin memperkirakan sekitar 1,3 juta orang di Gaza saat ini membutuhkan bantuan terkait tempat tinggal, seraya memperingatkan meningkatnya risiko hipotermia.

Dengan sekitar 92 persen bangunan hunian rusak atau hancur akibat perang—menurut data PBB—kebutuhan warga jauh melampaui kapasitas bantuan yang tersedia.

PBB juga menegaskan bahwa bayi dan balita menghadapi risiko yang sangat tinggi akibat kondisi musim dingin dan situasi kemanusiaan yang kian memburuk.

Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, bahkan memperingatkan bahwa “orang-orang di Jalur Gaza membeku hingga meninggal dunia.”

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler