Thursday, September 19, 2024
HomeHeadlineWaspadai siasat AS, Hamas pilih serang Israel dari dalam dengan bom syahid

Waspadai siasat AS, Hamas pilih serang Israel dari dalam dengan bom syahid

Karena Hamas dan Jihad Islam mengirimkan pesan yang jelas bahwa penundaan kesepakatan akan mengubah arah konflik. Dan operasi "bom syahid" akan kembali menjadi pilihan.

Surat kabar Israel, Haaretz melaporkan, Hamas mencurigai adanya perangkap dalam usulan terbaru gencatan senjata yang dibawa AS yang disepakati Israel. Untuk menghadapi segala kemungkinan dari sikap AS dan Israel, Hamas menyiapkan serangan ke dalam wilayah Israel dengan serangan bom syahid.

Dikutip dari Aljazeera Arabic, editorial di Haaretz meragukan apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu benar-benar menerima rencana baru Amerika Serikat tersebut.

Dalam artikel berjudul “Unity of Fronts: Suicide Attacks as Hamas’s Response to What is Happening in Gaza,” Jackie Khoury, editor urusan Arab di Haaretz menulis, Hamas melihat dalam proposal gencatan senjata terbaru dari Amerika Serikat sebagai pengesahan posisi Israel, yang menolak mengakhiri perang dan mundur sepenuhnya dari Jalur Gaza.

Khoury menyebutkan bahwa ledakan di Tel Aviv dua hari lalu, yang diklaim oleh Hamas dan Jihad Islam, telah menghidupkan kembali ketakutan lama tentang kembalinya serangan “bunuh diri” ke jantung Israel, seperti yang terjadi pada 1990-an.

Meskipun belum jelas apakah kedua kelompok tersebut benar-benar mampu melancarkan serangan seperti itu lagi.

Penulis juga mencatat, meningkatnya ketakutan ini dipicu situasi di Tepi Barat, di mana kemarahan dan frustrasi semakin dalam akibat serangan berulang yang dilakukan militer dan pemukim Israel ke kota dan desa Palestina.

Selain itu, momentum serangan ini juga dianggap signifikan. Karena terjadi di tengah upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, dan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.

Meskipun serangan tersebut terbatas, kekhawatiran tidak akan hilang. Karena Hamas dan Jihad Islam mengirimkan pesan yang jelas bahwa penundaan kesepakatan akan mengubah arah konflik. Dan operasi “bom syahid” akan kembali menjadi pilihan.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular