Thursday, September 19, 2024
HomeBaitul MaqdisDarah anak saya tidak lebih mahal dari darah anak Gaza

Darah anak saya tidak lebih mahal dari darah anak Gaza

Dziyab Al-Jazi, ayah dari Maher Al-Jazi yang menembak mati tiga pemukim Yahudi ilegal di perbatasan Yordania-Tepi Barat merasa bangga dengan aksi heroik putranya. “Darah anak saya tidak lebih mahal dibanding darah anak-anak Gaza,” kata Dziyab kepada Aljazeera.

Dziyab mengatakan, perjuangan Maher untuk Gaza, juga bagi umat Islam dan bangsa Arab seluruhnya.

Berbicara kepada Aljazeera, sepupu Maher, Habes Al-Jazi menolak untuk menerima ucapan bela sungkawa bagi keluarnya atas wafatnya Maher.

“Jangan bela sungkawa atas kami. Tetapi ini berkah bagi kami, berkah bagi kabilah kami (Al-Huwaitat), serta berkah bagi umat Islam dan bangsa Arab,” kata Habes.

Kata Habes, pihak keluarga tidak melihat ada tanda-tanda Maher akan melakukan operesi penembakan terhadap Yahudi Israel sebelum insiden itu terjadi. “Kami terkejut,” katanya.

Habes mengakui, dirinya yang mengabarkan perihal wafatnya Maher kepada sang ayah. Ayahnya pun mengaku tidak menyesali aksi putranya yang dia sebut sebagai pengorbanan untuk Gaza, Palestina, dan agama Islam.

Baca juga: Hamas: penembakan 3 Yahudi di perbatasan Yordania hal yang wajar

Aksi Maher disambut gembira mayoritas warga Yordania. Bahkan acara takziyah bagi Maher di Husainiyah, Provinsi Ma’an, selatan Yordania dihadiri ribuan orang yang datang dari berbagai kabilah dan provinsi.

Maher dikenal memasuki dinas militer sejak usia 17 tahun, dan mengabdi sebagai polisi milter selama 20 tahun. Sebelum akhirnya memutuskan pensiun dan bekerja di perusahaan ekspedisi.

Kabilah Al-Huwaitat, salah satu kabilah terbesar di Yordania, yang anggotanya banyak menududuki jabatan penting di pemerintahan dan badan keamanan Yordania.

Aljazeera melaporkan, Kabilah Al-Huwaitat menuntut tanggung jawab PM Israel Benjamin Netanyahu atas wafatnya putra mereka, Mahel Al-Jazi.

Mereka mengatakan aksi yang dilalukan Maher akan terus berulang. Upaya penysupan akan terus terjadi di sepanjang perbatasan Yordania dengan Zionis, sepanjang sekitar 300 km.

Hingga saat ini Kementerian Dalam Negeri Yordania masih mengupayakan pengembalian jenazah Maher. Dan juga berupaya membebaskan dua sopir truk warga negara Yordania yang berada di lokasi saat Maher menembak para Yahudi di perbatasan King Husein Bridge  pada Ahad pekan lalu itu.

Kedua sopir truk tersebut juga diketahui berasal dari kabilah Al-Huwaitat.

Pihak Kementerian Luar Negeri Yordania menimpakan aksi penembakan 3 Yahudi tersebut sebagai kesalahan pemerintah Israel yang terus melakukan genosida di Gaza. Menurutnya, aksi Maher adalah reaksi yang bisa muncul kapan saja dan di wilayah mana saja di kawasan tersebut.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular