Prancis terus mengirimkan senjata ke Israel selama invasi di Gaza yang telah berlangsung 9 bulan ini. Para kritik menilai langkah ini sebagai bukti Prancis terlbat dalam genosida di Gaza.
Hal ini dilaporkan kantor berita Anadolu pada Kamis, (18/7).
Laporan Kementerian Pertahanan Prancis menyebutkan Prancis telah mengeluarkan 767 lisensi ekspor senjata untuk Israel sejak 2015, dengan nilai total mencapai 2,5 miliar euro. Selain itu, Prancis menjual peralatan militer senilai rata-rata 20 juta euro setiap tahun ke Israel.
Baca juga: 292 warga Palestina wafat akibat penutupan perbatasan Rafah
Antara 2013 dan 2022, nilai peralatan militer yang dikirim dari Prancis ke Israel mencapai 207,6 juta euro. Lisensi ekspor untuk Israel antara 2014 dan 2022 bernilai total 2,5 miliar euro.
Pada 20 Februari, Jean-Claude Samoullier, presiden Amnesty International Prancis, dalam surat terbuka meminta Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel, menyoroti risiko “genosida” di Gaza.
Pada April, 11 LSM di Paris, termasuk Amnesty International, mengajukan gugatan untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel. Namun, pengadilan menolak permintaan mereka pada Mei. Benoit Muracciole dari ASER menyatakan bahwa transfer senjata ini melanggar Perjanjian Perdagangan Senjata dan Prancis harus menangguhkan transaksi tersebut jika melanggar kewajiban internasional.