Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaidah, pada Senin (2/8) menegaskan keputusan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tekanan militer di Gaza hanya akan mengembalikan sandera Israel dalam peti mati.
Pernyataan ini merujuk pada penemuan jasad enam tahanan oleh pasukan Israel pada Minggu lalu.
Abu Ubaidah menegaskan, setelah insiden di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, Al-Qassam memberikan perintah khusus kepada penjaga tahanan terkait tindakan yang harus diambil jika pasukan Israel mendekati mereka.
Dia menambahkan, Netanyahu dan pasukan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas kematian para tahanan. Dikarenakan Netanyahu menghambat setiap upaya kesepakatan demi kepentingan politik, dan dengan sengaja membunuh puluhan tahanan melalui serangan udara.
Baca juga: Al-Qassam, 6 sandera Israel semestinya bebas jika kesepakatan terjadi
Abu Ubaidah menekankan bahwa keluarga tahanan Israel harus memilih antara kembalinya mereka dalam keadaan tewas atau hidup.
Pernyataan ini muncul setelah Netanyahu menggelar konferensi pers, di mana ia berjanji bahwa Hamas akan membayar mahal atas eksekusi enam tahanan, salah satunya berkewarganegaraan Amerika Serikat.
Netanyahu juga bersikeras tetap bertahan di Koridor Philadelphi, yang menjadi titik perselisihan dalam negosiasi. Sementara Hamas dan Mesir menolak kehadiran Israel di sana.
“Siapa pun yang meminta kami untuk membuat konsesi setelah Hamas membunuh 6 dari tahanan kami, berarti mendorong mereka untuk melakukan lebih banyak pembunuhan,” kata Netanyahu dalam konferensi pers tersebut.
Aljazeera mencatat, pada Juni lalu, pasukan Israel berhasil menyelamatkan 4 tahanan melalui operasi militer di Nuseirat yang juga menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai ratusan lainnya. Sebagian tahanan Israel juga tewas dalam operasi itu.
Baca juga: Keluarga sandera Israel lari ke perbatasan Gaza, panggil kerabat mereka
Baca juga: Oposisi Israel sepakat gulingkan pemerintahan Netanyahu