Seorang warga Palestina terluka akibat tembakan tentara Israel sebelum ditangkap pada Kamis di kota Qusra, selatan Nablus, di wilayah Tepi Barat yang diduduki.
“Pasukan khusus Israel mengepung sebuah rumah di kota tersebut, menembak seorang pemuda hingga terluka, kemudian membawanya dengan tandu ke salah satu jip militer,” kata Hani Odeh, Wali Kota Qusra.
Dalam pernyataannya kepada Anadolu, Odeh menambahkan bahwa mereka tidak bisa memastikan kondisi kesehatan atau tingkat keparahan luka pemuda tersebut.
Ia juga menjelaskan bahwa pasukan Israel dalam jumlah besar menyerbu kota.
Mereka juga melepaskan tembakan dan menembakkan gas air mata ke arah warga yang berkumpul untuk mengetahui apa yang terjadi. Namun, menurutnya, tidak ada laporan mengenai korban dari warga sipil.
Sebelumnya, pada Kamis, tentara Israel menewaskan seorang pemuda Palestina dan menahan jasadnya saat menyerbu Kamp Pengungsi Balata di utara Tepi Barat.
“Pasukan pendudukan Israel membunuh seorang pemuda dalam serangan ke Kamp Balata di timur Nablus dan kemudian menahan jasadnya,” demikian dalam laporan Kantor berita resmi Palestina WAFA.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataan kepada Anadolu mengonfirmasi bahwa Otoritas Umum Urusan Sipil telah diberitahu tentang syahidnya Mahmoud Ibrahim Sanaqra (25 tahun).
“Yang ditembak mati oleh pasukan Israel di Kamp Balata,” katanya.
Dalam insiden yang sama, Palang Merah Palestina melaporkan bahwa timnya menangani 3 korban. 2 di antaranya terkena peluru tajam dan satu lagi mengalami luka akibat pemukulan.
Menurut saksi mata, bentrokan bersenjata pecah antara pejuang Palestina dan tentara Israel setelah kamp tersebut diserbu. Tentara Israel kemudian mengirimkan bala bantuan militer.
Selama 38 hari berturut-turut, tentara Israel terus melancarkan serangan ke wilayah utara Tepi Barat, dengan menargetkan kota Jenin dan kamp pengungsinya.
Sementara itu, kota Tulkarm dan kampnya diserang selama 32 hari terakhir, dan Kamp Nur Shams telah diserang selama 19 hari berturut-turut.
Pada Minggu malam, tank-tank Israel menyerbu Kamp Jenin, dalam eskalasi militer pertama dari jenisnya sejak tahun 2002.
Otoritas Palestina memperingatkan bahwa agresi yang sedang berlangsung di Tepi Barat merupakan bagian dari rencana pemerintah Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu.
Netanyahu berencana untuk mencaplok wilayah tersebut dan menyatakan kedaulatannya, yang bisa menjadi pengumuman resmi kematian solusi dua negara.
Sejak dimulainya perang genosida di Jalur Gaza, tentara Israel dan pemukim ilegal telah meningkatkan serangan mereka di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Serangan ini telah menyebabkan kematian 927 warga Palestina, melukai sekitar 7.000 orang, dan menangkap 14.500 lainnya, menurut data resmi Palestina.
Dengan dukungan Amerika Serikat (AS), Israel telah melakukan genosida di Gaza antara 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025. Akibatnya, menewaskan dan melukai lebih dari 160.000 warga Palestina. Sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 14.000 orang dinyatakan hilang.
Selama beberapa dekade, Israel terus menduduki wilayah Palestina, Suriah, dan Lebanon, menolak untuk mundur atau mengakui berdirinya negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai dengan perbatasan sebelum Perang 1967.