Serangkaian serangan terhadap pasukan Israel di Jalur Gaza menunjukkan bahwa peringatan militer Israel beberapa hari lalu tentang kemungkinan eskalasi menjadi kenyataan.
Menurut analis militer Mayjen (Purn) Fayez al-Duwairi, perlawanan Palestina kini menerjemahkan peringatan tersebut dalam bentuk serangan nyata di lapangan.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Duwairi menjelaskan bahwa insiden-insiden yang terjadi di kawasan timur Hay at-Tuffah, Kota Gaza.
Termasuk operasi “Kasar al-Saif” (Patahkan Pedang) di wilayah Beit Hanoun, menjadi bagian dari dinamika ini. Dua serangan beruntun dilaporkan terjadi di lokasi yang sama.
Duwairi menilai ketahanan perlawanan Palestina dalam menghadapi invasi Israel sangat terkait dengan cara mereka mengelola pertempuran defensif.
“Pasukan perlawanan tidak bersifat ofensif dalam skala operasi besar, tetapi mereka mampu melancarkan serangan taktis yang efektif,” ujarnya.
Pernyataan Duwairi muncul setelah Brigade Izzuddin al-Qassam — sayap militer Hamas — mengumumkan, pada Minggu (27/4/2025), bahwa mereka telah meledakkan ranjau antipersonel terhadap sekelompok tentara Israel di timur Hay at-Tuffah, mengakibatkan korban tewas dan luka di pihak Israel.
Selain itu, Al-Qassam juga melaporkan keberhasilan menyerang tank “Merkava 4” menggunakan peluru kendali “Yassin 105” di lokasi yang sama.
Di saat bersamaan, Saraya al-Quds — sayap militer Jihad Islam Palestina — mengklaim telah menghantam pos militer Israel di sebuah rumah yang ditempati sejumlah serdadu, juga dengan serangan rudal.
Duwairi menegaskan bahwa kelompok-kelompok perlawanan di Gaza menunjukkan tingkat kesiapan tempur yang tinggi, meski terdapat variasi kapasitas antar unit.
Ia juga mengomentari intensitas serangan terhadap pasukan Israel yang kian meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Menurut dia, ekspektasi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Eyal Zamir yang mengandalkan konsep “nol korban jiwa” tampak tidak realistis.
Konsep itu bergantung pada penempatan pasukan di zona penyangga dan kemajuan bertahap di bawah perlindungan tembakan berat.
Namun, kenyataan di lapangan memperlihatkan perlawanan Palestina berhasil memukul pasukan Israel melalui penyergapan dan serangan dengan senjata antitank.
Sebelumnya, media Israel Walla melaporkan bahwa militer Israel telah memperkuat pertahanan di posisi-posisi mereka di dalam zona penyangga, di tengah kekhawatiran akan meningkatnya operasi Hamas.
Menurut sumber militer Israel, Hamas diperkirakan akan mengadopsi taktik perlawanan ala gerilya, termasuk penyergapan, penembakan sniper, dan serangan gabungan lainnya.