Setiap pagi, Khalid Habib, seorang nelayan, menyiapkan umpan yang akan digunakan untuk menarik ikan ke dalam kerangkeng besi yang dia rendam di perairan Gaza. Akibat pemboman genosida Israel di Gaza, sebagian besar jaring ikan hancur, memaksa warga Palestina untuk mencari metode penangkapan ikan alternatif.
Bagi Khalid, ini berarti membuat adonan tepung yang kemudian diberi minyak dari kaleng sarden sebelum direndam ke dalam air untuk memulai hari panjangnya mencari ikan demi menghidupi keluarganya.
Seorang ayah, Khalid mengungkapkan bahwa ia memiliki anak-anak yang harus diberi makan di rumah dan tidak ada pilihan lain selain terjun ke laut meskipun perahu-perahu hancur dan nelayan sering menjadi sasaran tembakan pasukan pendudukan Israel.
“Kami menggunakan kerangkeng besi dan meletakkan adonan ini di pintu masuk agar bisa menarik ikan sebanyak mungkin,” ujarnya.
“Adapun perahu, itu cerita lain,” tambahnya.
“Kami mengambil polistirena dari lemari pendingin komersial, memprosesnya, dan mengubahnya menjadi alat apung agar kami bisa bergerak di area kecil di pelabuhan Gaza untuk menangkap beberapa ikan.”
Perahu yang dimaksud, lebih menyerupai papan selancar, rentan terhadap cuaca yang dapat membuatnya tidak stabil. Namun, hal paling berbahaya di perairan, kata Khalid, adalah meskipun ada gencatan senjata, pasukan pendudukan tetap menembaki para nelayan.