Monday, June 9, 2025
HomeBeritaAktivis Turki siap mati bela Gaza dalam kapal kemanusiaan Freedom Flotilla

Aktivis Turki siap mati bela Gaza dalam kapal kemanusiaan Freedom Flotilla

Seorang aktivis asal Turki yang berada di kapal Madleen, yang tengah dalam misi kemanusiaan menuju Jalur Gaza, menyampaikan seruan damai dan menegaskan tidak akan melakukan perlawanan jika kapal tersebut diintervensi oleh pasukan Israel. Hal ini disampaikannya menyusul laporan bahwa militer Israel tengah bersiap menyerbu kapal tersebut.

“Jika saya terluka, bahkan jika saya dibunuh dan tidak ada bukti visual yang membuktikan bahwa saya melawan, ketahuilah bahwa saya tidak melakukan apa-apa. Meskipun mereka mengarahkan senjata ke kepala saya dan menembak, saya tidak akan mengangkat tangan. Saya tidak akan berkata apa pun, bahkan tidak akan menatap mata mereka,” kata Suayb Ordu melalui akun Instagram-nya, Ahad (8/6/2025).

Ordu menegaskan bahwa ia dan rekan-rekannya di kapal bergerak secara damai, dan prioritas utamanya adalah keselamatan seluruh awak.

Tantangan terbuka kepada Israel

Menanggapi laporan media yang menyebut bahwa militer Israel berencana menyerbu kapal, mendeportasi para aktivis, dan bahkan melepaskan tembakan jika terjadi perlawanan, Ordu menyatakan kekhawatirannya bahwa ia bisa dijadikan “kambing hitam” untuk membenarkan kekerasan tersebut.

“Sebagai orang Turki, saya adalah calon kambing hitam,” ujarnya.

Ia kemudian menantang Israel untuk melakukan serangan secara terbuka dan transparan. “Saya tantang Israel—kalau memang berani—naiklah ke kapal ini dengan kamera. Rekam semuanya, dan tunjukkan kepada dunia.”

Menurut Ordu, jika pasukan Israel benar-benar datang, seluruh aktivis akan mengenakan pelampung, duduk dengan tangan kosong, dan menunggu tanpa menunjukkan reaksi apa pun. “Jika mereka tetap menyakiti salah satu dari kami, maka ketahuilah bahwa mereka sedang berbohong,” katanya.

“Saya ingin seluruh dunia tahu, saya tidak akan menunjukkan perlawanan sedikit pun—bahkan dari ekspresi wajah saya—apa pun yang mereka lakukan. Jika ada yang terluka, itu murni pembunuhan,” tambahnya.

Profil Penumpang Kapal Madleen

Kapal Madleen membawa total 12 orang, yang terdiri dari 11 aktivis dan satu jurnalis. Di antara mereka adalah aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg dan anggota Parlemen Eropa asal Prancis-Palestina Rima Hassan.

Aktivis lainnya adalah Yasemin Acar (Jerman), Baptiste Andre, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, dan Reva Viard (Prancis), Thiago Avila (Brasil), Suayb Ordu (Turki), Sergio Toribio (Spanyol), Marco van Rennes (Belanda), serta Omar Faiad, jurnalis dari Al Jazeera Mubasher asal Prancis.

Misi ini merupakan bagian dari upaya terbaru Koalisi Armada Kebebasan (Freedom Flotilla Coalition), sebuah inisiatif masyarakat sipil global yang bertujuan untuk menembus blokade Israel terhadap Gaza dan mengirim bantuan kemanusiaan secara langsung.

Kapal sepanjang 18 meter tersebut berangkat dari Pelabuhan Porto di San Giovanni li Cuti, Catania, Italia, pada 1 Juni lalu.

Ancaman Israel Semakin Meningkat

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, sebelumnya telah mengancam armada kemanusiaan ini. Ia menyatakan telah memerintahkan militer Israel untuk “melakukan segala hal yang diperlukan” demi mencegah Madleen mencapai pesisir Gaza.

Juru bicara militer Israel, Effie Defrin, juga mengatakan dalam konferensi pers bahwa persiapan sedang dilakukan untuk menghadang kapal bantuan yang menuju warga Palestina yang terancam kelaparan di bawah gempuran Israel.

Sementara itu, kapal bantuan lain bernama Conscience—yang juga diorganisir oleh Koalisi Armada Kebebasan dan sempat dirahasiakan demi keamanan—telah diserang oleh drone tak berawak di lepas pantai Malta pada 2 Mei lalu.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular