Monday, November 24, 2025
HomeAnalisis dan OpiniANALISIS - Keterlibatan Israel dalam konflik Sudan

ANALISIS – Keterlibatan Israel dalam konflik Sudan

Saat kekejaman RSF mengejutkan dunia, sejumlah laporan menunjukkan adanya dugaan hubungan rahasia antara RSF dan intelijen Israel.

Investigasi Sudan Transparency menyebutkan bahwa layanan intelijen Israel membuka saluran komunikasi dengan Komandan RSF, Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti), sejak 2021. Laporan tersebut menyebutkan penerbangan rahasia pada Mei 2021 yang diduga mengirim peralatan pengawasan canggih ke Khartoum.

Peneliti independen juga melaporkan RSF memiliki peluncur roket LAR-160 buatan Israel, yang awalnya dikembangkan oleh Israel Military Industries.

Menurut Kribsoo Diallo, peneliti Pan-Afrika yang berbasis di Kairo, hubungan ini kemungkinan meningkatkan kemampuan operasional RSF melalui data intelijen dan sistem komunikasi canggih, sehingga memungkinkan pengepungan lama di El-Fasher dan serangan terkoordinasi terhadap warga sipil.

RSF tiru taktik Israel di Gaza

Pengamat menilai RSF meniru bahasa dan taktik yang digunakan Israel di Gaza, dengan membingkai kekerasan massal sebagai “keperluan militer”.

Investigasi Al Jazeera menemukan RSF menggunakan justifikasi hukum mirip Israel untuk menargetkan wilayah sipil, seperti menyatakan kamp pengungsian Zamzam sebagai “zona militer” sebelum menyerangnya. Para ahli hukum internasional menilai ini mirip dengan argumen Israel di Gaza, di mana rumah sakit, sekolah, dan tempat penampungan dibom atas klaim menjadi basis Hamas.

Seorang penasihat RSF bahkan mengatakan kepada media Israel bahwa tindakan tentara Sudan “mirip dengan serangan teroris Palestina terhadap Israel,” yang dipandang sebagai upaya retorika untuk menarik simpati Tel Aviv.

Luigi Daniele, pakar hukum humaniter internasional di Nottingham Law School, menyatakan, “Deklarasi seluruh lingkungan atau kamp sebagai ‘zona militer’ adalah upaya jelas untuk menghapus perlindungan bagi warga sipil, taktik yang dipelopori di Gaza.”

Pernyataan Sudan ke PBB

Duta Besar Sudan untuk PBB, Al-Harith Idriss Al-Harith Mohamed, menyebut pembantaian di El-Fasher “mengandung unsur genosida menurut seluruh standar hukum.”

“Perempuan dan anak perempuan diserang di siang bolong. Apa yang terjadi di El-Fasher adalah kelanjutan kampanye pembersihan etnis sistematis yang telah berlangsung sejak 2023,” ujarnya.

Kelompok hak asasi manusia menilai diamnya dunia internasional terkait Gaza dan Sudan menunjukkan bagaimana aliansi eksternal dan dukungan intelijen memberi pelaku kekebalan dari akuntabilitas internasional.

Kepentingan Strategis

Analisis menyebut keterlibatan Israel di Sudan tidak terbatas pada hubungan dengan militer Sudan atau perjanjian normalisasi. Posisi Sudan yang strategis di Laut Merah memberi Israel keuntungan geopolitik untuk memantau jalur maritim dan menahan pengaruh Iran atau China.

“Sudan memberikan Israel titik masuk ke Tanduk Afrika dan Sahel. Dengan membangun hubungan dengan kedua pihak — Jenderal Burhan dan Hemedti — Israel menjaga pengaruhnya terlepas siapa yang menang dalam konflik internal Sudan,” kata Diallo.

Menurutnya, hal ini “memperumit upaya akuntabilitas internasional dan menjadikan konflik Sudan panggung bagi persaingan kekuatan regional.”

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler