Suasana politik Israel memanas menyusul pernyataan seorang anggota parlemen dari Partai Likud, Tali Gottlieb, bahwa para sandera yang dibebaskan dari Gaza telah dicuci otak oleh Hamas. Demikian dilaporkan situs Israel i24News pada Selasa (20/5).
Komentar itu memicu kecaman dari sejumlah tokoh politik lintas partai, di tengah tekanan publik yang terus meningkat terhadap pemerintahan Netanyahu untuk memulangkan seluruh sandera yang tersisa.
Dalam wawancara dengan program Shakhor-Lavan (Hitam-Putih) yang disiarkan Kanal Knesset pada Senin (20/5/2025), Gottlieb menyatakan, “Setiap sandera adalah korban pencucian otak oleh Hamas. Mereka mengatakan apa yang diperdengarkan oleh Hamas.”
Pernyataan itu langsung ditanggapi kritis oleh pembawa acara Avi Bloom yang menyebutnya “pernyataan serius”.
Gottlieb kemudian mengoreksi ucapannya, “Saya tidak ingin berkomentar lebih jauh… demi menghormati mereka. Hati saya bersama mereka setelah apa yang mereka lalui. Saya tidak akan mengatakan sepatah kata pun tentang para sandera yang telah kembali dari Gaza.”
Menteri Dalam Negeri Israel dari partai Shas, Moshe Arbel, mengecam pernyataan tersebut. “Ucapan itu adalah penghinaan terhadap keluarga para sandera dan merendahkan martabat para pahlawan yang selamat dari neraka.
Para sandera adalah simbol kekuatan manusia. Kewajiban kita, sebagai bangsa Yahudi, adalah mendengarkan mereka, merangkul mereka, dan tidak menodai nama mereka,” tegas Arbel.
Sikap serupa disampaikan anggota parlemen Merav Ben-Ari dari Partai Yesh Atid. Ia menyebut komentar Gottlieb sebagai “memalukan dan tercela”.
“Saya menyarankan ia duduk setiap hari bersama keluarga para sandera — mungkin dengan itu ia akan benar-benar memahami apa yang mereka alami, mimpi buruk tak berujung yang mereka hadapi,” ujarnya.
Pernyataan Gottlieb muncul di tengah meningkatnya tekanan terhadap koalisi sayap kanan pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Sejak perang Israel-Hamas meletus pada Oktober 2023, isu pembebasan sandera menjadi pusat perhatian publik dan faktor utama dalam pergeseran opini terhadap pemerintah.
Sebagian kalangan menuduh pemerintah lamban dalam merespons seruan keluarga sandera, sementara lainnya menuntut gencatan senjata sebagai syarat utama untuk negosiasi pembebasan.
Gottlieb, yang dikenal sebagai loyalis Netanyahu, sebelumnya juga kerap membuat pernyataan kontroversial.
Namun pernyataannya kali ini dianggap melewati batas karena menyangkut nasib para korban yang hingga kini masih menjalani pemulihan fisik dan psikologis pasca penyanderaan.