Dalam pidatonya yang menggetarkan pada konferensi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jeddah, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Anis Matta, menyampaikan seruan untuk aksi bersama dalam mendukung kemerdekaan Palestina.
Pada awal pidatonya, Anis Matta menyampaikan rasa terima kasih kepada OKI atas undangannya untuk berpartisipasi dalam konferensi yang dianggapnya sangat penting, mengingat situasi darurat yang dihadapi oleh Palestina.
“Konferensi ini diadakan di waktu yang tepat, ketika dunia menyaksikan pembantaian yang keji terhadap rakyat Palestina, khususnya di Gaza,” ujar Anis.
Wamenlu Indonesia ini tidak bisa menahan rasa keprihatinannya atas kekejaman yang terus berlangsung di Palestina.
“Pembantaian yang dilakukan Israel terhadap penduduk Gaza, anak-anak, dan wanita Palestina, adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apakah kita akan terus membiarkan matinya hati nurani kemanusiaan, hanya karena diamnya kita?” tegasnya, dengan nada yang penuh emosi.
Anis Matta menekankan bahwa konferensi ini adalah respons terhadap tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung.
“Ini adalah saat yang tepat bagi dunia Arab dan Islam yang mewakili lebih dari 2 miliar umat Muslim, untuk bersatu dan mengonsolidasikan kekuatan guna memerdekakan Palestina,” lanjutnya.
Dalam pidatonya, Anis juga mengkritik kebijakan Israel di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu dan koalisinya yang dianggapnya tidak akan memahami kecuali melalui “bahasa kekuatan dan perlawanan yang keras.”
Ia mengingatkan, meskipun berbagai keputusan dari PBB, Dewan Keamanan, dan Mahkamah Kriminal Internasional telah dikeluarkan, namun Israel terus mengabaikan dan melanggarnya.
“Semua keputusan internasional itu hanya sebatas eksperimen di atas kertas. Israel tidak akan menghormati apapun kecuali jika kita bersatu dan menunjukkan kekuatan yang nyata,” ujar Anis Matta, menekankan pentingnya aksi konkret dalam menghadapi agresi Israel terhadap Palestina.