Abdulkadir Selvi, seorang jurnalis dari surat kabar Turki Hurriyet, menyebutkan mantan Presiden Suriah Bashar Assad diduga memberikan koordinat target militer Suriah kepada Israel sebelum kepergiannya, dengan tujuan untuk memastikan keselamatannya sendiri.
Selvi mengungkapkan bahwa menurut “sumber yang dapat dipercaya,” Assad dikatakan telah menyerahkan daftar yang menunjukkan lokasi gudang senjata, sistem misil, dan pesawat tempur sebagai jaminan agar Israel tidak menyerangnya selama penerbangannya.
Selvi berpendapat bahwa, mengingat serangan presisi yang dilakukan Israel terhadap target-target di Suriah, informasi yang diberikan oleh sumber tersebut “sepertinya bukan cerita yang dibuat-buat.”
Komentator tersebut juga menambahkan bahwa ada beberapa detail seputar kepergian Assad dari Suriah, yang berkaitan dengan peran Israel, yang akan diungkapkan di kemudian hari.
Pada akhir November, kelompok oposisi bersenjata melancarkan ofensif besar-besaran terhadap posisi-posisi yang dikuasai pasukan pemerintah Suriah.
Pada 8 Desember, mereka berhasil memasuki Damaskus, memaksa pasukan pemerintah mundur dari ibu kota. Bashar Assad mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden Suriah dan meninggalkan negara itu.
Pada 10 Desember, Mohammed al-Bashir, yang telah memimpin “Pemerintah Penyelamatan Suriah” di Provinsi Idlib sejak Januari 2024, mengumumkan pelantikannya sebagai kepala pemerintahan sementara Suriah. Masa transisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga 1 Maret 2025.