Pemerintah Australia menolak memberikan visa masuk kepada mantan Menteri Kehakiman Israel, Ayelet Shaked, yang akan menghadiri konferensi pro-Israel di Canberra pekan depan, demikian dilaporkan surat kabar The Australian.
Keputusan ini diambil berdasarkan Undang-Undang Migrasi Australia yang memungkinkan penolakan visa jika pemohon dianggap dapat “menjelek-jelekkan warga Australia” atau “menyebabkan perpecahan” di masyarakat, menurut laporan tersebut.
Shaked mengkritik keputusan ini sebagai “hari gelap bagi demokrasi Australia.”
Shaked seharusnya menghadiri konferensi keamanan yang diselenggarakan oleh organisasi advokasi Israel terkemuka di Australia, Australia Israel & Jewish Affairs Council (AIJAC), ketika ia diberitahu oleh Kementerian Dalam Negeri pada Kamis lalu bahwa permohonan visanya ditolak.
Departemen terkait menyatakan bahwa penolakan visa ini disebabkan kekhawatiran bahwa Shaked dapat menyebabkan ketegangan atau menjelek-jelekkan warga Australia.
Keputusan ini tidak dapat diajukan banding sesuai dengan hukum Australia.
Pada tahun 2023, Shaked sebelumnya telah diberikan visa untuk menghadiri acara Israel di New South Wales.