Thursday, October 17, 2024
HomeHeadlineBen-Gvir ancam boikot koalisi jika gencatan senjata disepakati

Ben-Gvir ancam boikot koalisi jika gencatan senjata disepakati

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, pada Kamis (26/9) mengancam akan menarik partainya dari koalisi jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui gencatan senjata sementara dengan Hizbullah.

Ben-Gvir menambahkan, jika gencatan senjata sementara ini berubah menjadi permanen, ia akan meninggalkan pemerintahan sepenuhnya.

Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan darurat partainya, Otzma Yehudit, pada Kamis, menyusul laporan bahwa Netanyahu tengah mempertimbangkan kesepakatan gencatan senjata 21 hari dengan Hizbullah.

“Hal paling mendasar dan jelas adalah ketika musuh berada di ambang kekalahan, Anda tidak memberinya kesempatan untuk pulih, tetapi bertindak untuk mengalahkannya. Jika Anda tidak melakukannya, Anda menampilkan kelemahan, membahayakan keamanan warga, dan menunjukkan bahwa Anda tidak berniat menang,” ujar Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan.

Ben-Gvir juga menegaskan bahwa jika gencatan senjata sementara disepakati, partainya akan “membebaskan diri dari komitmen apapun terhadap koalisi,” termasuk dalam hal pemungutan suara di Knesset, menghadiri rapat kabinet pemerintah dan keamanan, serta kegiatan koalisi lainnya.

Jika gencatan senjata berubah menjadi permanen, “semua menteri dan anggota Knesset dari Otzma Yehudit akan mengundurkan diri dari pemerintah dan koalisi,” tambah Ben-Gvir.

Ancaman ini bukan pertama kalinya dilontarkan Ben-Gvir. Ia kerap menggunakan taktik serupa sejak terbentuknya pemerintahan pada akhir 2022, dan sebagian besar berhasil.

Salah satu ancaman terbarunya terjadi pada Juni ketika ia mengancam akan keluar dari pemerintah jika Netanyahu menyetujui kesepakatan pertukaran sandera yang dinilai “ceroboh.”

Penolakan terhadap Gencatan Senjata
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dari Partai Zionis Religius menegaskan konflik di utara (Lebanon) harus berakhir dengan kehancuran Hizbullah. Katanya, Israel tidak bisa memberi musuh waktu untuk pulih.

Menteri Urusan Diaspora dan Pemberantasan Antisemitisme, Amichai Chikli dari Partai Likud, juga menegaskan Israel tidak bisa berhenti perang saat ini. Karena krisis di Utara tidak dapat diselesaikan tanpa operasi darat.

Menteri lainnya, Orit Strok, Menteri Misi Nasional dari Partai Zionis Religius, juga menyatakan keberatannya terhadap pembicaraan gencatan senjata tersebut.

Anggota Knesset oposisi, Gideon Sa’ar, pemimpin Partai Persatuan Kanan, mengatakan bahwa pengurangan serangan udara Israel di Lebanon dalam beberapa hari terakhir dan menghindari serangan untuk menghancurkan kemampuan Hizbullah di Beirut adalah kesalahan.

Menurut Sa’ar, aktivitas militer yang “terus-menerus dan metodologis” sangat penting untuk “menghancurkan kemampuan utama Hizbullah dan kemampuannya untuk mengancam pertahanan negara.”

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular