Serangan udara Israel kembali menelan korban jiwa dari kalangan anak-anak. Kali ini, dua gadis kembar berusia empat tahun, Saba dan Sana Abu Saif, tewas dalam serangan yang terjadi pada Kamis dini hari waktu setempat di lingkungan Tuffah, sebelah timur Kota Gaza.
Pada Rabu malam, kedua anak tersebut tengah bersiap untuk tidur saat rumah mereka menjadi sasaran langsung serangan udara, lansir Middle East Eye pada Kamis (24/4).
Bangunan itu runtuh seketika menimpa seluruh anggota keluarga yang berada di dalamnya. Tim medis dan pertahanan sipil segera dikerahkan ke lokasi untuk memberikan pertolongan.
Seluruh korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Al-Shifa, di bagian barat Kota Gaza. Namun, nyawa Saba dan Sana tak tertolong. Kedua orangtua mereka dilaporkan mengalami luka-luka.
Seorang kerabat keluarga yang berada di rumah saat kejadian menuturkan kepada kantor berita Anadolu, “Pemboman terjadi sekitar pukul 01.00 dini hari. Saya mendengar si kecil berteriak, ‘Tolong, Ayah! Aku tertimpa!’ Tapi kemudian ia meninggal.”
“Mereka membom rumah kami. Tidak ada pejuang atau senjata di sini. Kami hanya sedang tidur. Apa salah kami? Apakah kami membawa senjata?”
Sejak dimulainya serangan besar-besaran ke Gaza pada Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 18.000 anak-anak, menjadikan ofensif ini sebagai yang paling mematikan dalam sejarah wilayah tersebut.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, banyak korban masih terperangkap di bawah reruntuhan atau tergeletak di jalan-jalan tanpa bisa dievakuasi. Hal ini disebabkan masih berlangsungnya serangan terhadap tim ambulans dan pertahanan sipil oleh pasukan Israel, yang menghambat upaya penyelamatan di lapangan.
