Seorang tentara Israel berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat dan Israel, Edan Alexander, dibebaskan dari penahanan di Jalur Gaza pada Senin (12/5/2025) waktu setempat. Alexander sebelumnya ditahan sejak 7 Oktober 2023.
Pembebasan Alexander merupakan hasil kesepakatan yang dimediasi oleh pemerintahan mantan Presiden AS, Donald Trump, bersama mediator regional, dengan sebagian besar proses dilakukan di luar jalur diplomasi resmi Israel.
Alexander diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional di wilayah Khan Younis pada pukul 18.30 waktu setempat, sebelum akhirnya menyeberang kembali ke wilayah Israel.
Dalam pernyataannya, kelompok Hamas menyebut bahwa “negosiasi yang serius dan bertanggung jawab membuahkan hasil dalam pembebasan para tahanan”. Hamas juga menegaskan bahwa “agresi yang berlanjut hanya akan memperpanjang penderitaan mereka, bahkan bisa mengakibatkan kematian.”
Lebih lanjut, Hamas mendesak pemerintahan Trump untuk melanjutkan upaya diplomatik guna mengakhiri perang yang mereka sebut sebagai “perang brutal yang dilancarkan oleh penjahat perang Netanyahu terhadap anak-anak, perempuan, dan warga sipil tak bersenjata di Jalur Gaza.”
