Yasser Abu Shabab, pemimpin kelompok milisi anti-Hamas yang dituduh berkolaborasi dengan Israel, dikabarkan tewas setelah terluka parah akibat konflik internal di Gaza.
Kabar tersebut dilaporkan sejumlah media Israel seperti Jerusalem Post dan Maariv yang mengutip Radio Militer Israel pada Kamis (4/12).
Kematian Abu Shabab, yang milisinya dilaporkan bekerja sama dengan Israel dalam upaya anti-Hamas di Gaza selatan, telah dikonfirmasi oleh sumber-sumber Israel kepada media pada hari Kamis.
Sengketa Klan
Menurut sumber keamanan Israel, Abu Shabab tidak tewas oleh tembakan atau serangan dari Hamas, melainkan akibat luka-luka yang dideritanya dalam sebuah konflik antar klan di Jalur Gaza.
Sumber keamanan kepada media Israel, Maariv, menyebutkan bahwa pemimpin milisi bersenjata tersebut terluka parah dalam sengketa klan dan sempat dibawa ke Rumah Sakit Soroka, Israel, sebelum meninggal dunia akibat luka-lukanya.
Latar Belakang Yasser Abu Shabab
Yasser Abu Shabab, 32 tahun, adalah seorang Badui Palestina dari suku Tarabin di Rafah dan memimpin kelompok yang juga dikenal sebagai “The Popular Forces”.
* Jejak Kriminal: Sebelum dikenal sebagai pemimpin milisi, Abu Shabab sempat dipenjara oleh Hamas hingga Oktober 2023 atas tuduhan pelanggaran narkoba dan pencurian.
* Pembebasan: Pembebasannya dari penjara Hamas terjadi bertepatan dengan serangan Israel ke fasilitas keamanan di Gaza pada awal perang besar-besaran.
* Peran Pasca-Pembebasan: Sejak saat itu, namanya mencuat sebagai tokoh yang berupaya mengisi kekosongan keamanan, terutama di Rafah timur.
* Kolaborasi dengan Israel: Kelompoknya secara terbuka dituduh oleh faksi perlawanan Palestina (termasuk Hamas) sebagai pengkhianat bayaran karena berkoordinasi dan menerima dukungan, termasuk senjata ringan, dari Israel untuk melawan Hamas.
*Kontroversi: Beberapa laporan juga mengaitkan milisi Abu Shabab dengan penjarahan bantuan kemanusiaan di Gaza, di mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sendiri sempat mengakui secara terbuka bahwa Israel telah mendukung kelompok-kelompok bersenjata Palestina di Gaza untuk melawan Hamas.
Kematiannya dalam sengketa internal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan konflik antar kelompok di Gaza, yang diperburuk oleh kekosongan kekuasaan dan krisis kemanusiaan yang mendalam.


