Saturday, April 19, 2025
HomeBeritaBrigade Al-Qassam gempur tiga tank Israel di Kota Gaza

Brigade Al-Qassam gempur tiga tank Israel di Kota Gaza

Ketegangan kembali memuncak di Jalur Gaza, Rabu (17/4), ketika Brigade Izzuddin Al-Qassam—sayap militer Hamas—mengumumkan bahwa pasukannya berhasil menyerang 3 tank tempur Merkava.

Tank tersebut milik Israel dengan peluru anti-tank Yassin 105 di dekat Rumah Sakit Al-Wafa, kawasan timur Tuffah, Kota Gaza.

Sementara itu, militer Israel menyatakan bahwa pihaknya kini menguasai sekitar 30 persen wilayah Gaza sebagai bagian dari “zona penyangga defensif”.

Militer Israel juga menegaskan komitmennya untuk terus mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

Laporan dari koresponden Al Jazeera menyebutkan bahwa serangan udara Israel masih berlanjut di berbagai wilayah Gaza, menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka.

Di Khan Younis, selatan Gaza, serangan drone Israel menghantam kawasan pemukiman di Hayyul Amal, melukai sejumlah warga Palestina.

Di wilayah tengah Gaza, tepatnya di daerah Al-Barakah, Kota Deir Al-Balah, dua warga Palestina dilaporkan syahid dan beberapa lainnya terluka akibat serangan udara.

Sementara itu, serangan drone Israel di barat kamp pengungsi Khan Younis menewaskan dua orang dan melukai tujuh lainnya. Serangan udara juga dilaporkan terjadi di timur Abasan Al-Kabirah.

Dalam pernyataan resminya, militer Israel menyatakan bahwa pihaknya telah menyerang lebih dari 1.200 target di Gaza melalui serangan udara.

Mereka juga melakukan lebih dari 100 operasi pembunuhan sejak kembali melancarkan ofensif militer pada 18 Maret lalu, setelah masa jeda gencatan senjata selama dua bulan.

Garis polisi keamanan

Pasukan Israel menyebut penguasaan atas sekitar 30 persen wilayah Gaza sebagai bagian dari strategi membentuk “sabuk pengaman pertahanan”.

Namun di balik narasi militer tersebut, serangan Israel terus menelan korban jiwa dan memperburuk kondisi kemanusiaan.

Kebijakan jelas

Israel mempertegas kebijakannya untuk tidak mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam sebuah pernyataan menegaskan bahwa kebijakannya sangat jelas.

“Tidak akan ada bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Menahan bantuan ini adalah alat utama untuk menekan Hamas dan mencegah mereka memanfaatkannya sebagai senjata propaganda,” katanya.

Ia menambahkan bahwa saat ini tidak ada rencana maupun persiapan untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah yang telah hancur akibat lebih dari 18 bulan agresi militer.

Organisasi medis internasional, Médecins Sans Frontières (Doctors Without Borders), menggambarkan Gaza kini sebagai kuburan massal bagi rakyat Palestina dan mereka yang mencoba membantu.

Koordinator darurat mereka di Gaza, Amand Bazzarol, menyatakan bahwa pihaknya menyaksikan secara langsung upaya pemusnahan penduduk Gaza dan pemindahan paksa mereka.

“Respons kemanusiaan benar-benar terhambat oleh kondisi keamanan yang sangat berbahaya dan kelangkaan sumber daya,” ujarnya.

Sejak berakhirnya gencatan senjata pada 18 Maret, sekitar 500.000 warga Gaza kembali mengungsi akibat operasi militer Israel yang terus berlanjut.

Menurut juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kondisi ini telah memicu krisis kemanusiaan yang semakin mengerikan.

Pertempuran yang terus berlangsung serta pengepungan total terhadap wilayah berpenduduk 2,4 juta orang ini kian memperjelas penderitaan warga sipil Gaza yang terus menjadi korban dari konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular