Chief Executive Officer proyek kota futuristik Neom di Arab Saudi, Nadhmi al-Nasr, mengundurkan diri dari jabatannya, bersama sejumlah eksekutif lainnya.
Menurut laporan Wall Street Journal yang dikutip situs Middle East Eye pada Selasa (12/11), beberapa eksekutif proyek itu dituduh melecehkan Islam dan terlibat dalam perselisihan dengan setidaknya satu pegawai.
Nadhmi al-Nasr, yang memimpin pembangunan Neom sejak 2018, baru-baru ini meninggalkan posisinya di tengah ketidakpastian besar yang menyelimuti proyek ambisius tersebut.
Awalnya, Neom dirancang sebagai mega-kota senilai $1,5 triliun, dengan ukuran 33 kali lipat New York City dan sebuah kota lurus sepanjang 170 km yang disebut “The Line.”
Namun, Arab Saudi kini harus merampingkan proyek ini. Jumlah penduduk yang diharapkan tinggal di Neom pada 2030 dikurangi dari 1,5 juta menjadi kurang dari 300.000 orang, dengan hanya 2,4 km kota yang diproyeksikan selesai pada tenggat waktu tersebut.
Selama memimpin proyek Neom, Nasr dikenal memiliki reputasi yang keras. Ia pernah menyatakan bahwa dirinya “memperlakukan semua orang seperti budak” dan mengaku senang dan “merayakan” jika ada pekerjanya yang tak kuat dan “tumbang.”
Baca juga: Direktur media Saudi mundur usai sebut Hamas teroris
Baca juga: LAPORAN KHUSUS: Skandal-skandal korupsi sang penjagal