Delegasi solidaritas dari 32 negara memulai aksi panjang menuju Jalur Gaza, Senin (9/6/2025).
Aksi itu sebagai bentuk protes terhadap blokade yang terus berlangsung serta seruan untuk menghentikan apa yang mereka sebut sebagai genosida oleh Israel sejak 7 Oktober 2023.
Ribuan peserta dari berbagai penjuru dunia terlibat dalam aksi ini. Mereka berencana mencapai perbatasan Gaza melalui perlintasan Rafah di wilayah Mesir.
Selain membawa bantuan kemanusiaan, mereka juga ingin menunjukkan dukungan nyata kepada rakyat Palestina yang terus berada dalam kondisi darurat kemanusiaan.
Menurut keterangan penyelenggara, rombongan-rombongan solidaritas ini dijadwalkan berkumpul di Kairo pada Kamis mendatang, sebelum melanjutkan perjalanan ke kota Arish di timur laut Mesir.
Dari sana, para peserta akan melanjutkan aksi jalan kaki menuju perbatasan Rafah, tempat didirikannya tenda-tenda protes.
Gerakan utama di balik aksi ini adalah “Global March to Gaza”, yang menyatakan memiliki perwakilan di sebagian besar negara Eropa, Amerika Utara dan Selatan, serta sejumlah negara Arab dan Asia.
Keberagaman ini, menurut mereka, menunjukkan semakin meluasnya dukungan global terhadap perjuangan Palestina.
Salah satu rombongan terdepan adalah “Kafilah Keteguhan” dari Aljazair yang memulai perjalanan dari ibu kota Aljir menuju Tunisia.
Rombongan ini akan bergabung dengan konvoi Tunisia sebelum melanjutkan perjalanan lintas darat melalui Libya menuju Mesir, dengan tujuan akhir menembus Gaza melalui Rafah.
“Kafilah Keteguhan telah berangkat pada Minggu menuju Tunisia. Rombongan ini akan bergabung dengan konvoi dari Tunisia, melanjutkan perjalanan melalui Libya ke Mesir, lalu masuk Gaza lewat Rafah,” ujar Sheikh Yahya Sari, Ketua Inisiatif Aljazair untuk Mendukung Palestina dan Membantu Gaza, dalam sebuah pernyataan resmi.
