Monday, April 28, 2025
HomeBeritaDer Spiegel: Warga Israel terlibat jaringan perdagangan organ ilegal di Kenya

Der Spiegel: Warga Israel terlibat jaringan perdagangan organ ilegal di Kenya

Sebuah laporan investigasi terbaru dari majalah Der Spiegel mengungkap keterlibatan warga negara Israel dalam jaringan perdagangan organ ilegal yang beroperasi di Kenya.

Jaringan ini disebut memfasilitasi transplantasi ginjal untuk warga negara Jerman yang rela membayar mahal demi mendapatkan organ dari pendonor miskin, yang kerap dieksploitasi.

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa Jerman menjadi salah satu negara utama tempat para penerima transplantasi berasal.

Para pendonor, umumnya berasal dari latar belakang ekonomi lemah di Kenya atau wilayah miskin lainnya, dijanjikan imbalan uang dalam jumlah besar. Namun, kenyataannya mereka hanya menerima sebagian kecil dari nilai yang dijanjikan.

Jaringan ini diduga dijalankan oleh seorang warga Israel yang telah lama menjadi buruan pihak berwenang. Namun, identitas pelaku utama tidak diungkap dalam laporan Der Spiegel.

Modus operandi jaringan ini adalah mengatur penjualan ginjal terlebih dahulu kepada penawar tertinggi.

Para penerima transplantasi, sebagian besar dari Jerman, disebut membayar hingga 200.000 dollar AS untuk operasi tersebut. Sementara itu, para pendonor harus menanggung risiko kesehatan serius setelah menjalani operasi yang dilakukan secara ilegal.

Laporan ini muncul di tengah kekhawatiran yang terus berkembang terhadap keterlibatan Israel dalam jaringan perdagangan organ ilegal global. Pada 2009, otoritas Israel mengakui bahwa Institut Forensik Abu Kabir telah mengambil organ tubuh dari jenazah warga Palestina pada 1990-an tanpa izin yang layak.

Yehuda Hiss, kepala patologi saat itu, mengakui perbuatannya sebagai bagian dari perjanjian hukum, meski Kementerian Kesehatan Israel menyatakan praktik tersebut telah dihentikan sejak tahun 2000.

Pada November 2023, organisasi Euro-Med Human Rights Monitor juga menyampaikan kekhawatiran bahwa pasukan Israel mungkin telah mengambil organ dari jenazah warga Palestina di Gaza, dan menyerukan penyelidikan independen atas dugaan tersebut.

Meskipun pemerintah Israel membantah keterlibatan resmi dalam jaringan perdagangan organ saat ini, riwayat kasus serupa telah menimbulkan kekhawatiran luas terhadap peran negara tersebut dalam pasar gelap organ manusia.

Sebuah laporan Parlemen Eropa tahun 2015 bahkan menempatkan Israel sebagai salah satu aktor sentral dalam perdagangan organ ilegal, baik sebagai konsumen maupun importir.

Beberapa kasus mencuat ke permukaan dalam beberapa tahun terakhir, seperti pada 2011, ketika seorang warga Israel bernama Levy Itzhak Rosenbaum divonis bersalah di Amerika Serikat karena terlibat dalam perdagangan ginjal ilegal, termasuk menyediakan organ untuk informan FBI dan pihak lain, dengan tarif mencapai 160.000 dollar AS per ginjal.

Pada 2018, seorang dokter Israel, Moshe Harel, juga ditangkap di Siprus atas perannya dalam jaringan perdagangan organ internasional. Ia diketahui memfasilitasi transplantasi ginjal ilegal di klinik Medicus, Kosovo, pada tahun 2008.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular