Dr. Muhammad Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, mengungkapkan kondisi memprihatinkan yang dihadapi oleh tim medis di Gaza akibat serangan yang terus berlanjut.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, ia menyatakan bahwa setiap menit, seorang korban terluka tewas akibat kekurangan fasilitas medis yang memadai.
“Setiap menit, seorang korban tewas akibat kekurangan fasilitas medis,” ujar Dr. Abu Salmiya, yang menggambarkan situasi darurat di rumah sakit terbesar di Gaza tersebut.
Menurutnya, saat ini hanya terdapat empat tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) yang tersedia di seluruh wilayah Gaza dan utara. “Fasilitas dasar dalam sistem kesehatan sangat minim dalam kondisi krisis yang sangat besar seperti ini,” tambahnya.
Dr. Abu Salmiya juga menekankan betapa sulitnya menangani jumlah korban yang terus bertambah. “Tidak ada sistem kesehatan yang kokoh yang dapat menangani jumlah korban yang sangat banyak seperti ini,” jelasnya.
Selain itu, ia mengungkapkan kesulitan yang dihadapi tim medis dalam mencapai lokasi-lokasi yang terdampak serangan. “Kami menghadapi kesulitan besar untuk mencapai lokasi yang terkena serangan untuk mengevakuasi korban,” katanya.
Dr. Abu Salmiya menambahkan, “Kami mendengar suara korban di bawah reruntuhan, namun kami tidak dapat menyelamatkan mereka.” Hal ini menunjukkan betapa sulitnya kondisi di lapangan, di mana tim medis berjuang keras di tengah keterbatasan sumber daya dan risiko yang tinggi.
Kondisi ini menggambarkan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, di mana jumlah korban jiwa dan luka-luka terus bertambah sementara kapasitas medis dan infrastruktur yang ada sangat terbatas.