Abu Salmiya dibebaskan via jalur darat di wilayah tengah Jalur Gaza, Deir al-Balah, bersama 50 tahanan lainnya.
Dalam pernyataan pertamanya kepada para wartawan, Abu Salmiya mengungkapkan keadaan para tahanan Palestina yang menjalani kondisi berat yang tidak terbayangkan. Bahkan lebih buruk dari peristiwa Nakba 1948.
“Tahanan menjalani kondisi serba sulit, termasuk pembatasan makan dan minum serta penghinaan. Mereka menderita dalam segala hal,” kata dia.
“Harus ada keputusan tegas dari kelompok perlawanan serta negara-negara Arab dan Islam untuk membebaskan semua tahanan.”
Abu Salmiya mengatakan warga Palestina akan membangun kembali Gaza yang hancur.
“Insya Allah, kami akan membangun kembali Gaza dari awal dan kami akan membangun kembali al-Syifa, bahkan lebih baik dari sebelumnya.”
Abu Salmiya menolak meninggalkan rumah sakit al-Syifa selama serangan pertama Israel pada November 2023 seraya bersumpah untuk menemani para pasien.
Namun, seluruh staf medis, pasien, dan pengungsi terpaksa keluar dari rumah sakit setelah pasukan Israel menggempur rumah sakit terbesar di Gaza itu.
Menurut kantor media pemerintah yang berbasis di Gaza, Abu Salmiya ditahan bersama dokter dan pasien lainnya saat dievakuasi dalam konvoi yang dikoordinasikan PBB dengan militer Israel.
Militer Israel selama berbulan-bulan menuduh rumah sakit al-Shifa sebagai pusat komando Hamas.
Setelah penangkapan Abu Salmiya, Israel mengklaim “ada aktivitas teroris Hamas yang ekstensif” di Al-Syifa.
Namun Israel tidak pernah bisa membuktikan tuduhannya itu.
Gempuran terhadap RS Al-Syifa kembali terjadi pada Maret selama dua pekan. Kali ini seluruh fasilitas al-Syifa hancur akibat serangan dan pembakaran oleh Israel.
Tidak ada komentar resmi dari otoritas Israel mengenai pembebasan Abu Salmiya.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir mengatakan di X bahwa pembebasan Abu Salmiya adalah akibat dari “kelalaian keamanan”.
Menurut media penyiaran Israel, KAN, Abu Salmiya dibebaskan bersama tahanan Palestina lainnya pada Senin karena fasilitas penahanan yang sudah terlalu padat.
Pasukan Israel telah menangkap ribuan warga Palestina dari Tepi Barat dan Gaza sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.