Tuesday, December 10, 2024
HomeBeritaBulan Sabit Merah Palestina tutup layanan di Al-Mawasi

Bulan Sabit Merah Palestina tutup layanan di Al-Mawasi

"secara penuh menarik sementara pusat layanannya di Al-Mawasi, di Khan Younis, akibat terpaan pecahan-pecahan bom dan serangan langsung ke gedung mereka, yang mengancam keselamatan para staff,"

Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengungsikan sementara markasinya di selatan Jalur Gaza karena intensitas serangan Israel.

Lembaga itu “secara penuh menarik sementara pusat layanannya di Al-Mawasi, di Khan Younis, akibat terpaan pecahan-pecahan bom dan serangan langsung ke gedung mereka, yang mengancam keselamatan para staff,” tulis PCRS dalam akun X mereka pada Sabtu.

Israel menyatakan Kawasan Al-Mawasi sebagai tempat aman bagi warga Gaza, ketika Israel memulai serangan darat ke Rafah pada awal Mei 2024. Tetapi penjajah Israel tetap menyerang wilayah yang dipenuhi para pengungsi Palestina itu.

Palang Merah Internasional diserang

Pada 22 Juni, setidaknya 25 orang tewas dan 50 terluka akibat tentara Israel membombardir tenda-tenda warga yang mengunsi di wilayah itu.

Kantor Berita Turki Anadolu Agency mendapat keterangan warga yang menyaksikan tank-tank Israel menggempur warga dari bukit di barat Rafah. Mereka menyerang warga yang mengungsi dekat gerbang rumah sakit lapangan Komite Internasional Palang Merah, yang menewaskan sejumlah orang.

ICRC mengkonfirmasi, proyektil kaliber berat mendarat dekat dengan kantor mereka.

Serangan itu menghancurkan struktur kantor ICRC yang “dikelilingi ratusan warga yang mengungsi dengan tenda-tenda mereka. Termasuk banyak pekerja Palestina kami.”

Kawasan Al-Mawasi, area yang membentang sepanjang 12 km di tepi Laut Mediterania. Kawasan tahan kosong tanpa sistem drainase, tanpa listrik dan jaringan komunikasi. Menurut keterangan Anadolu Agency, kawasan itu terdiri dari kawasan pertanian dan wilayah berpasir.

Tenaga kesehatan terbunuh

Hingga awal bulan ini, kata PCRS, 33 paramedis beserta kru telah terbunuh akibat invasi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023. Sebanyak 19 orang dari mereka tewas dalam tugas, menurut laporan kantor berita Palestina, WAFA.

Lembaga kemanusiaan asal Inggris, Medical Aid for Palestine (MAP) menyatakan hingga 25 Juni, 500 pekerja medis terbunuh di Gaza sejak awal invasi.

“Ini seperti dua pekerja medis tewas setiap hari, atau 1 dari 40 pekerja medis, atau 2,5 persen pekerja medis Gaza telah terbunuh,” kata MAP.

MAP menambahkan, tenaga kesehatan yang tewas di Gaza sejak Oktober 2023 lebih banyak dibanding jumlah tenaga kesehatan yang tewas dalam konflik di seluruh dunia pada 2021 dan 2022.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular