Monday, April 21, 2025
HomeBeritaDua pakar militer: Video Al-Qassam tegaskan kekuatan perlawanan Gaza

Dua pakar militer: Video Al-Qassam tegaskan kekuatan perlawanan Gaza

Dua analis militer menyatakan bahwa rekaman video yang dirilis oleh Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, menunjukkan operasi militer yang dinilai “legendaris”.

Rekaman itu memperkuat narasi bahwa perlawanan di Gaza masih mampu melancarkan serangan efektif terhadap pasukan Israel. Terutama saat konflik berada dalam jarak tempur dekat.

Mayor Jenderal Purnawirawan Muhammad Al-Samadi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa diamnya kelompok perlawanan belakangan ini bukan berarti mereka kehilangan kemampuan bertempur.

“Mereka hanya menunggu kondisi yang tepat secara taktis,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kekuatan perlawanan sedang berada dalam “fase dormansi strategis”.

Al-Samadi menjelaskan bahwa meskipun Israel menerapkan strategi “bumi hangus” dan terus menggempur wilayah Gaza dengan sabuk api.

Kelompok perlawanan menunggu momen yang tepat untuk menyerang pasukan dan kendaraan militer Israel.

Pada Minggu (20/4), Al Jazeera menayangkan cuplikan eksklusif yang menunjukkan pejuang Al-Qassam keluar dari sebuah terowongan dan menyerang dua tank Israel di kawasan perbatasan lingkungan At-Tuffah, Gaza Timur, menggunakan peluncur anti-tank “Yassin 105”.

Serangan tersebut berhasil menghantam kedua tank secara langsung, disusul dengan ledakan dan kobaran api.

Dalam adegan lain, sebuah tank Israel ketiga juga dihantam dari reruntuhan bangunan menggunakan senjata serupa.

Perlawanan dengan strategi gerilya

Menurut Al-Samadi, rekaman ini membuktikan bahwa jaringan terowongan bawah tanah Hamas masih berfungsi dan sebagian telah diperbaiki.

Ia juga menyoroti kemampuan komando Al-Qassam dalam mengkoordinasi operasi dan mengarahkan para pejuang di medan pertempuran.

Ia menambahkan bahwa perlawanan menerapkan taktik “hit and run” (serang dan kabur) khas perang gerilya.

Serangan semacam ini membuat pasukan Israel kewalahan, memicu kerugian baik dari sisi materiil maupun korban jiwa.

“Operasi seperti ini membuktikan bahwa mereka konsisten pada narasi bahwa target mereka adalah pasukan pendudukan, bukan warga sipil. Beberapa wilayah sudah disiapkan sebagai zona penyergapan,” jelas Al-Samadi.

Ia menyebut operasi-operasi ini sebagai aksi heroik yang sulit dijelaskan secara militer.

Terlebih setelah lebih dari 560 hari perang, 34 hari sejak dimulainya kembali agresi Israel, dan lebih dari 50 hari blokade penuh di Gaza.

Meski mengakui bahwa perlawanan tidak memiliki keunggulan udara dan wilayah Gaza terus terfragmentasi akibat perluasan pendudukan.

“Perlawanan akan terus berjalan dengan semua kekuatan yang dimiliki,” tegas Al-Samadi.

Perlawanan muncul kembali di utara dan selatan Gaza

Mayor Jenderal Purnawirawan Fayez Al-Duwairi juga melihat bahwa aktivitas militer perlawanan mulai terlihat kembali, terutama di bagian utara dan selatan Gaza, setelah hampir satu bulan tanpa operasi besar sejak Israel melanjutkan ofensifnya.

Al-Duwairi menyoroti bahwa Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Herzi Halevi (dalam laporan disebut Zamir), kini cenderung menggunakan kekuatan udara.

Selain itu ia juga menggunakan serangan jarak jauh, untuk memenuhi tujuan politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tanpa harus menanggung “biaya darah”.

“Strategi ini didasarkan pada menghindari pertempuran jarak dekat dengan memanfaatkan ketinggian dan serangan bertahap,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kelompok perlawanan kini hanya memiliki akses ke senjata anti-tank dengan jangkauan terbatas hingga 130 meter, serta alat peledak dan penyergapan.

Oleh karena itu, mereka menunggu hingga pasukan Israel cukup dalam masuk ke Gaza untuk menciptakan jarak tembak efektif.

Menurutnya, Hamas kini menjalankan strategi bertahan — tetap berada di dalam terowongan, mengamati, dan memelihara kekuatan untuk menghadapi kemungkinan perang jangka panjang.

“Mereka lebih bersikap reaktif dan berusaha tidak menggagalkan proses negosiasi politik yang tengah berlangsung,” tambahnya.

Rekaman yang dirilis Al-Qassam ini merupakan yang pertama sejak Israel melanjutkan agresinya ke Gaza, setelah sebelumnya membatalkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sempat dicapai pada Januari lalu.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular