Dua sumber keamanan Mesir menyatakan bahwa perundingan yang berlangsung di Kairo untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza menunjukkan kemajuan signifikan.
Meski demikian, beberapa isu krusial masih menjadi ganjalan, terutama terkait persenjataan yang dimiliki oleh Hamas.
Kepada Reuters, kedua sumber itu mengungkapkan bahwa terdapat kesepakatan luas mengenai perlunya penghentian jangka panjang atas pertempuran di wilayah Gaza yang terkepung.
Namun, pembahasan mengenai senjata milik kelompok Hamas masih menjadi salah satu titik negosiasi yang belum menemukan jalan tengah. Dalam perundingan tersebut, delegasi dari Mesir dan Israel turut ambil bagian.
Hamas, dalam berbagai kesempatan, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyerahkan persenjataan mereka, sementara Israel menuntut pelucutan senjata sebagai salah satu syarat utama gencatan senjata.
Sebelumnya, saluran televisi milik pemerintah Mesir, Al-Qahera News, melaporkan bahwa Kepala Badan Intelijen Umum Mesir, Hassan Mahmoud Rashad, dijadwalkan bertemu dengan delegasi Israel yang dipimpin oleh Menteri Urusan Strategis Ron Dermer pada Senin (29/4/2025) di Kairo.
Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya bersama Mesir dan Qatar untuk menghidupkan kembali proses gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Hingga kini, belum ada komentar resmi dari pihak Israel maupun Hamas terkait perkembangan terbaru ini.
Mesir dan Qatar, yang berperan sebagai mediator dalam perundingan tersebut, juga belum mengumumkan hasil konkret dari putaran terbaru pembicaraan.
Sementara itu, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, pada Minggu (27/4/2025), menyatakan bahwa pertemuan terakhir yang digelar di Doha menunjukkan adanya sedikit kemajuan.
Namun, ia mengakui belum ada kesepakatan final mengenai cara mengakhiri perang di Gaza.
Ia menambahkan, Hamas bersedia membebaskan sisa sandera Israel jika Israel menghentikan operasi militer di Gaza.
Di sisi lain, menurut Sheikh Mohammed, Israel menuntut pembebasan sandera tanpa memberikan kejelasan terkait penghentian perang.
Sebagai catatan, Israel melanjutkan kembali operasi militernya di Gaza pada 18 Maret lalu, setelah menolak beralih ke fase kedua dari kesepakatan gencatan senjata yang sebelumnya dibahas.