Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Senin bahwa Turki secara erat mengikuti perkembangan terbaru di Suriah dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan di tengah pertempuran yang kembali terjadi antara rezim Bashar al-Assad dan kelompok oposisi bersenjata di negara tersebut.
“Kami memantau dengan cermat perkembangan yang tiba-tiba terjadi di tetangga kami, Suriah, dalam beberapa hari terakhir,” kata Erdogan dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Montenegro Jakov Milatovic di Ankara pada Senin (2/112).
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan dan Kepala Organisasi Intelijen Nasional (MIT) Ibrahim Kalin terus berhubungan dengan rekan-rekan mereka dan melakukan konsultasi, kata Erdogan.
Ankara memantau situasi di lapangan di Suriah sesuai dengan prioritas keamanan nasionalnya dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan, tambahnya.
“Harapan terbesar kami adalah integritas teritorial Suriah terjaga dan ketidakstabilan berakhir dengan konsensus yang sesuai dengan tuntutan sah rakyat Suriah,” ujar Erdogan.
Dia juga menegaskan bahwa Ankara siap untuk “melakukan apa pun yang diperlukan untuk memadamkan api” di kawasan tersebut.
Mengenai Perang Rusia-Ukraina yang juga mempengaruhi kedua negara, Erdogan mengatakan Turki sejak awal telah mendukung pembentukan perdamaian yang adil.
Erdogan juga menambahkan bahwa Turki memiliki sikap yang sama terhadap serangan Israel di Gaza dan Lebanon, serta menyatakan dukungannya untuk gencatan senjata baru di Lebanon.
“Kami berharap dan ingin ada gencatan senjata segera di Gaza,” tambahnya.
“Sudah lama kami menunjukkan kemungkinan bahwa spiral kekerasan di Timur Tengah dapat mempengaruhi Suriah juga,” katanya.
Peristiwa terbaru telah mengonfirmasi dan membenarkan posisi Turki, lanjut Erdogan.
Terkait upaya gencatan senjata di Gaza, Erdogan mengatakan, “Sejauh ini, kami belum melihat Israel memenuhi janji mereka mengenai Gaza.”
“Mengenai apakah mereka akan memenuhi janji mereka di masa depan, kami belum melihat pendekatan yang tulus. Saya rasa kita tidak akan melihatnya ke depannya.”
“Karena dalam proses di mana lebih dari 50.000 orang telah tewas (oleh Israel di Gaza), apa yang harus kami percayai? Bagaimana kami bisa percaya, apalagi setelah pembunuhan terbaru di Lebanon? Jadi jika mereka berjanji untuk gencatan senjata, mari kita lihat. Biarkan langkah-langkah ini diambil dalam praktik, dan baru kami akan mempercayainya,” katanya.
Pertempuran pecah pada Rabu lalu antara pasukan rezim Assad dan kelompok oposisi bersenjata di daerah pedesaan Aleppo, Suriah, yang menandai eskalasi kembali pertempuran setelah periode relatif tenang dalam perang saudara Suriah yang dimulai pada 2011.