erdogan

Erdogan Peringatkan Yunani : Berhenti Persenjatai Kepulauan Aegean

GAZAMEDIA, ANKARA – Presiden Erdogan meminta Yunani untuk berhenti mempersenjatai pulau-pulau yang tidak memiliki status militer di Laut Aegea, menekankan bahwa Turki tidak akan melepaskan haknya di laut ini. Kamis (9/6/2022).

Dalam pidatonya, Erdogan memperingatkan Athena, dan menuntutnya menjauh dari apa yang disebutnya “perilaku dan mimpi yang akan menyebabkan penyesalan,” dan memintanya untuk meninggalkan tindakan mempersenjatai pulau-pulau non-militer di Aegean dan bertindak sesuai dengan perjanjian internasional.

Dia menyatakan bahwa Turki tidak melanggar hak dan hukum negara mana pun, dan tidak mengizinkan siapa pun untuk melanggar hak dan hukumnya, menjelaskan bahwa negaranya menyerahkannya kepada kebijaksanaan komunitas internasional untuk menilai klaimnya untuk mempertimbangkan perbatasan laut Turki. Turki dan Yunani mengelilingi pulau Mays, yang berjarak dua kilometer dari daratan Turki, dan lebih dari 600 kilometer dari Yunani.

Erdogan mengatakan, “Yunani, meskipun menjadi anggota Uni Eropa, masih memberikan tekanan pada minoritas Turki di barat Thrace, Rhodes dan Astankoy, mengabaikan nilai-nilai blok, hak asasi manusia dan perjanjian internasional.” [as/nb]

Erdogan Tiba di UEA dalam Kunjungan Resmi Bilateral

Gazamedia.net – Senin (14/2/22) Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di UEA, memimpin delegasi sejumlah menteri menuju fase baru kemitraan strategis antara kedua negara.

Kepresidenan Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Kunjungan Erdogan ke UEA akan berlangsung selama dua hari dan akan menangani hubungan bilateral antara kedua negara dalam segala bentuknya, dan kemungkinan mengembangkan kerja sama lebih baik ke depannya.”

Jadwal kunjungan termasuk penandatanganan perjanjian yang bertujuan mencapai kontribusi penting bagi hubungan bilateral. Presiden Erdogan juga akan berpartisipasi dalam “Turkey Fair” yang diadakan pada tanggal 15 Februari dalam rangka “Hari Nasional Turki”, sebagai bagian dari kunjungannya ke “Expo 2020 Dubai”. [terj/nb]

Erdogan: Tidak Ada Perdamaian Tanpa Negara Palestina Merdeka

GAZA MEDIA, ISTANBUL – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, cara untuk membangun stabilitas dan perdamaian abadi adalah dengan mendirikan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat di perbatasan wilayah tahun 1967, dengan al-Quds sebagai ibu kotanya.

Hal ini ditegaskan Erdogan dalam pidato yang dia sampaikannya pada hari Jumat (10/12/2021) dalam sesi pembukaan Konferensi ke-16 Asosiasi Parlemen Negara-negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, Turki.

Erdogan menyatakan bahwa “Al-Quds bukan hanya isu persoalan sekelompok Muslim pemberani saja, tetapi merupakan isu persoalan seluruh dunia Islam.”

Dia menegaskan bahwa “membuat Palestina membayar harga atas genosida terhadap orang-orang Yahudi di Eropa selama Perang Dunia Kedua adalah ketidakadilan, kedzaliman dan tidak bermoral.”

Presiden Turki menegaskan bahwa negaranya dengan tegas melanjutkan sikapnya yang teguh pada status “al-Quds Timur” dan kesucian Masjid al-Aqsha.

Dia melanjutkan, “Sebagai cucu dari nenek moyang yang memerintah al-Quds selama 400 tahun, kami tidak ingin melihat darah, air mata, kedzaliman dan ketidakadilan terjadi di Palestina.”

Dia mengatakan, “Al-Quds adalah kota yang diberkati dan amanah dari Nabi Muhammad saw, pada umatnya.”

Dia menyatakan bahwa isu persoalan Palestina adalah “salah satu batu bata bangunan yang menyatukan umat Islam dan berkontribusi pada pembentukan Organisasi Kerjasama Islam.”

Presiden Turki menilai bahwa “membela al-Quds adalah membela kemanusiaan, melindunginya adalah melindungi hak, hukum, perdamaian, keadilan, dan peradaban.”

Dia menambahkan, “Persoalan Palestina, yang juga merupakan tujuan keberadaan PLO, masih menjadi agenda utama kerja kita.”[]

Turki Peringati Kemenangan Azerbaijan di Karabakh

GAZA MEDIA, ANKARA – Presiden Turki pada Senin memperingati Hari Kemenangan Azerbaijan pada peringatan pertama pembebasan kota strategis bersejarah di wilayah Nagorno-Karabakh.

“Saya dengan tulus mengucapkan selamat atas Hari Kemenangan Azerbaijan dan hari yang bagus ini yang menandakan pembebasan tanah Karabakh,” kata Presiden Recep Tayyip Erdogan di Twitter.

Seperti diberitakan Anadolu Agdency, Erdogan juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada para “pahlawan yang berjuang tanpa henti” untuk tanah air dan gugur dalam pertempuran, serta para veteran pemberani.

Pembebasan kota Shusha 8 November lalu memainkan peran penting dalam nasib Perang Karabakh Kedua, juga dikenal sebagai Perang Patriotik, di mana Azerbaijan membebaskan sekitar 300 permukiman dari pendudukan Armenia.

Wakil Presiden Turki Fuat Oktay juga mengeluarkan pesan di Twitter untuk memperingati hari itu.

Menyebut Azerbaijan memahkotai perjuangan kerasnya selama 44 hari dengan kemenangan tersebut, Oktay menyampaikan doa terbaik bagi mereka yang gugur dalam pertempuran.

Dia juga menyuarakan slogan “Satu Bangsa, Dua Negara,” yang berarti Turki dan Azerbaijan.

Pada 3 Desember 2020, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menandatangani dekrit yang menetapkan Hari Kemenangan Nasional pada 8 November.

Shusha, ibu kota budaya dan sejarah Azerbaijan, dibebaskan dari tentara Armenia pada musim gugur yang lalu setelah 28 tahun pendudukan Armenia.

Selama konflik 44 hari, yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia November lalu, Azerbaijan membebaskan beberapa kota strategis dan hampir 300 pemukiman dan desa dari hampir tiga dekade pendudukan Armenia. []