Pada fase pertama gencatan senjata Gaza yang berlangsung selama enam pekan atau 42 hari, Hamas melepaskan 25 sandera Israel dan jenazah delapan sandera sebagai imbalan atas pembebasan hampir 2.000 warga Palestina yang dipenjara oleh Israel, lansir Al Jazeera.
Israel juga mengizinkan sebagian bantuan kemanusiaan masuk, namun fase pertama ini tercoreng oleh pelanggaran berulang kali oleh Israel.
Serangan udara Israel menewaskan puluhan warga Palestina yang menurut militer Israel mendekati pasukannya atau memasuki area yang melanggar gencatan senjata.
Dalam hal tempat penampungan, dari 200.000 tenda yang direncanakan masuk dalam fase pertama, hanya sekitar 10 persen yang dapat masuk dan tidak ada satu pun dari 60.000 rumah mobil yang dijanjikan diterim warga Gaza.
Hamas menyatakan bahwa penghentian bantuan Israel hari ini merupakan pelanggaran lainnya, mengingat gencatan senjata dan pengiriman bantuan seharusnya terus berlanjut sementara kedua pihak bernegosiasi untuk fase kedua kesepakatan tersebut.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengatakan ada alasan untuk percaya bahwa Israel telah menggunakan “kelaparan sebagai metode peperangan” ketika mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Netanyahu pada tahun lalu.
