Tuesday, March 4, 2025
HomeBeritaFilm No Other Land raih piala Oscar: Masyarakat Arab bahagia, Israel marah

Film No Other Land raih piala Oscar: Masyarakat Arab bahagia, Israel marah

Kemenangan film dokumenter Palestina No Other Land dalam ajang Oscar 2025 sebagai Film Dokumenter Panjang Terbaik menimbulkan kebanggaan dan kegembiraan di kalangan pengguna media sosial Palestina dan Arab.

Sementara itu, di sisi lain, kemenangan ini memicu kemarahan serta kritik dari pihak Israel.

Film ini merupakan produksi bersama antara Palestina dan Norwegia. Film disutradarai oleh 4 sineas: 2 sutradara Palestina, Basil Adra dan Hamdan Bilal, serta 2 sutradara Israel, Yuval Abraham dan Rahel Tzur, yang dikenal sebagai aktivis pendukung perjuangan Palestina.

No Other Land dianggap sebagai karya perlawanan yang menggambarkan penderitaan rakyat Palestina akibat praktik penjajahan Israel. Film itu mendokumentasikan pengusiran paksa di daerah Masafer Yatta, Tepi Barat.

Selama 95 menit, film ini menyoroti aksi penghancuran dan pengusiran yang dilakukan oleh otoritas Israel terhadap warga Masafer Yatta sejak tahun 2019 hingga 2023.

Dengan gaya dokumenter, film ini menggambarkan dampak dari serangan tersebut terhadap kehidupan sehari-hari warga, serta penderitaan kemanusiaan yang diakibatkannya.

Piala Oscar diterima oleh sutradara Palestina Basil Adra dan jurnalis Israel Yuval Abraham.

Dalam pidatonya, Adra menyampaikan harapannya agar film ini dapat membawa perubahan global dalam menghentikan ketidakadilan dan pembersihan etnis yang dialami rakyat Palestina.

“Film ini mencerminkan realitas pahit yang telah kami alami selama puluhan tahun, dan kami meminta dunia untuk mengambil tindakan nyata guna menghentikan pelanggaran ini,” tegasnya.

Setelah pengumuman kemenangan film ini, media sosial di Palestina dan dunia Arab dipenuhi dengan reaksi positif.

Banyak aktivis yang menyatakan kebanggaan mereka terhadap pencapaian ini.

Sejumlah warganet menggambarkan kemenangan ini sebagai bukti kegigihan rakyat Palestina dalam menyuarakan perjuangan mereka di tengah berbagai rintangan.

Banyak juga yang memuji upaya Basil Adra dan timnya dalam membawa kisah warga Masafer Yatta ke layar lebar.

Film itu disebut sebagai kemenangan besar bagi narasi Palestina di tingkat global.

Beberapa aktivis menilai bahwa kemenangan film di Oscar mencerminkan perubahan cara dunia dalam menerima narasi Palestina.

Mereka menyoroti bagaimana film ini membantu mengungkap kejahatan penjajahan Israel. Termasuk pengusiran paksa dan penghancuran rumah-rumah warga Palestina.

Para pendukung film ini juga mengajak masyarakat untuk menonton dan menyebarluaskannya sebagai bentuk apresiasi terhadap tim produksi.

Film itu dianggap penuh keberanian mendokumentasikan penderitaan warga Masafer Yatta selama bertahun-tahun.

Harapannya, film ini dapat meningkatkan kesadaran global tentang pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki.

Di sisi lain, kemenangan film ini menuai kritik dan kemarahan dari pihak Israel.

“Kemenangan film No Other Land di Oscar adalah momen menyedihkan dalam dunia perfilman,” tulis Menteri Kebudayaan Israel, Miki Zohar, melalui akun Twitter-nya.

Sementara itu, saluran televisi Israel Channel 14 juga mengecam kemenangan film ini. Mereka menyebutnya sebagai “film dokumenter anti-Israel”.

“Hollywood sekali lagi membuktikan bahwa mereka memilih untuk berpihak pada pihak lain,” katanya.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular