Sunday, April 20, 2025
HomeBeritaFoto bocah Palestina tanpa lengan raih penghargaan jurnalisme foto dunia

Foto bocah Palestina tanpa lengan raih penghargaan jurnalisme foto dunia

Sebuah potret menggugah hati karya fotografer Palestina, Samar Abu Elouf, menjuarai ajang World Press Photo 2025. Sebuah kompetisi fotografi jurnalistik paling bergengsi di dunia.

Foto tersebut menampilkan Mahmoud Ajjour, bocah Palestina berusia sembilan tahun yang kehilangan kedua lengannya akibat serangan Israel di Gaza.

Mahmoud, yang kini menjalani perawatan dan rehabilitasi di Doha, menjadi simbol kepedihan anak-anak Palestina dalam konflik berkepanjangan di wilayah itu.

Potret dirinya yang duduk diam namun penuh makna emosional tersebut diambil oleh Samar untuk The New York Times, dan berhasil menyentuh hati dewan juri.

“Proyek ini adalah pengalaman unik, namun penuh luka,” ujar Samar saat menerima penghargaan dalam seremoni di Amsterdam. “

Menurutnya, anak-anak Palestina membayar harga sangat mahal atas kekejaman yang mereka alami.

“Mahmoud adalah satu dari mereka,” imbuhnya.

Samar, yang belajar fotografi secara otodidak dan turut dievakuasi dari Gaza pada Desember 2023, menjadi perempuan Palestina pertama yang meraih penghargaan utama World Press Photo.

Saat ini, ia menetap di Doha dan mendokumentasikan para korban luka berat dari Gaza.

Ia mengungkapkan bahwa salah satu momen paling mengharukan dalam proses peliputan adalah ketika ibu Mahmoud bercerita bahwa begitu putranya sadar lengannya telah diamputasi.

“Bagaimana aku bisa memelukmu sekarang?” kata Mahmoud pada kalimat pertamanya.

Direktur Eksekutif World Press Photo, Joumana El Zein Khoury, menyebut foto tersebut sebagai potret yang sunyi namun berbicara sangat lantang.

Foto itu, katanya, mengisahkan seorang anak lelaki, namun pada saat yang sama juga menceritakan sebuah perang yang akan membekas dalam sejarah.

Dewan juri memberikan pujian atas komposisi gambar, permainan cahaya, dan tema mendalam yang memunculkan pertanyaan besar tentang masa depan Mahmoud.

Kini, bocah tersebut belajar menulis dan membuka pintu dengan menggunakan kakinya, dan mengisi waktu dengan bermain gim di ponselnya.

“Mimpi Mahmoud sederhana: ia hanya ingin mendapatkan tangan prostetik dan hidup layaknya anak-anak lainnya,” tulis panitia penyelenggara dalam pernyataan resminya.

Selain foto Mahmoud, dua karya lain juga mendapatkan penghargaan di posisi kedua. Foto pertama berjudul Droughts in the Amazon karya Moysés Zuñiga Nolte, memperlihatkan seorang pria membawa bantuan di dasar sungai kering di Amazon.

Sedangkan foto kedua berjudul Night Crossing karya John Moore menunjukkan sekelompok migran asal Tiongkok menghangatkan diri di dekat api setelah melintasi perbatasan Meksiko–Amerika Serikat (AS) dalam kondisi hujan dan dingin.

Secara keseluruhan, panitia menyeleksi 42 karya terbaik dari 59.320 foto yang dikirim oleh 3.778 fotografer dari seluruh dunia.

Beberapa fotografer dari Agence France-Presse (AFP) juga berhasil menyabet penghargaan regional terbanyak tahun ini.

Luis Tato dari Nairobi, Kenya, menang untuk kategori “cerita” kawasan Afrika atas dokumentasi gerakan pemuda Kenya.

Jerome Brouillet meraih penghargaan di kawasan Asia dan Pasifik dengan foto peselancar Gabriel Medina.

Di kawasan Amerika Latin, Anselmo Cunha memenangi kategori foto tunggal dengan gambar pesawat Boeing 727-200 yang terdampar di Bandara Internasional Salgado Filho, Brasil.

Sementara itu, Samar Abu Elouf dalam pidatonya juga menyinggung kondisi koleganya, fotografer Gaza, Ehab Al-Burdaini, yang terluka dalam serangan Israel terhadap tenda wartawan di Khan Younis pada 7 April lalu.

Samar membawa serta potret sahabatnya yang kini dirawat intensif di rumah sakit.

“Tak lengkap kebahagiaan saya malam ini. Salah satu sahabat saya, fotografer terkasih dari Gaza, masih terbaring karena luka serius,” tuturnya haru.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular