Tuesday, September 17, 2024
HomeBeritaGallant: peluang Israel untuk kembalikan sandera terbatas

Gallant: peluang Israel untuk kembalikan sandera terbatas

YERUSALEM

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, Israel memiliki “peluang kesempatan yang terbatas” untuk mencapai kesepakatan demi memulangkan para sandera dari Gaza.

Hal itu dia ungkapkan saat menghadiri peringatan agresi Israel ke Gaza tahun 2014, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu, (17/7).

Israel memperkirakan ada 120 warganya yang ditahan di Gaza, sementara Hamas mengatakan 70 dari mereka telah terbunuh akibat serangan udara Israel yang tak pandang bulu. Sedangkan Israel menahan 9,900 tahan Palestina.

Israel punya kesempatan tipis dan terbatas untuk mencapai kesepakatan memulangkan para sandera,” kata Gallant.

Baca juga: Hamas masih mampu kirim roket ke Tel Aviv dan Yerusalem

Kata dia, jendela peluang terbatas itu terbuka di depan kita untuk memenuhi tugas moral dan etika demi memulangkan para sandera.

Acara yang dihadiri Gallant itu juga diwarnai demonstrasi anti-pemerintah yang meneriakkan kecaman terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Gallant menjelaskan tercapainya kesepakatan akan memajukan kepentingan keamanan nasional Israel. Dia juga menjamin militer dan institusi keamanan Israel akan mampu mengangani semua resiko yang muncul dari kesepakatan gencatan senjata.

Hamas menuntut penghentian invasi Israel di Gaza, penarikan pasukan Israel, dan kebebasan bagi warga Gaza untuk kembali ke rumah-rumah mereka sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 38.700 warga Palestina telah tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 89.000 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah, selatan Gaza, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota tersebut diserbu pada 6 Mei.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular