Sunday, August 3, 2025
HomeBeritaGideon Levy: Netanyahu lakukan kejahatan perang terburuk di Gaza dengan perlindungan Trump

Gideon Levy: Netanyahu lakukan kejahatan perang terburuk di Gaza dengan perlindungan Trump

Penulis dan jurnalis senior Israel, Gideon Levy, menyampaikan kritik keras terhadap kebijakan negaranya di Jalur Gaza.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Levy menegaskan bahwa kelaparan kini telah menjadi alat politik dalam strategi militer Israel.

Selain itu, katanya, penghancuran sistematis atas Gaza merupakan bentuk genosida yang dibiarkan terus berlangsung oleh Amerika Serikat (AS).

“Sudah waktunya untuk mengakui bahwa kelaparan dipakai sebagai senjata,” ujar Levy.

Ia menambahkan, mayoritas warga Israel sangat menginginkan kepulangan para tawanan yang ditahan di Gaza.

Namun, lanjutnya, pemerintah justru tak menunjukkan keinginan untuk menghentikan perang.

“Inilah inti dari permasalahan,” katanya.

Menurut Levy, simpati masyarakat Israel terhadap warga sipil Gaza mulai terkikis pasca peristiwa 7 Oktober 2023.

Namun, ia menilai sikap ini merupakan lanjutan dari proses panjang yang telah berlangsung sejak 1948, ketika Israel mulai mencabut kemanusiaan dari rakyat Palestina dan mengabaikan tanggung jawab atas tragedi Nakba.

“Saya bahkan baru mendengar tentang Nakba saat usia saya menginjak 25 tahun,” ungkapnya.

Ia juga menuding Israel terus menolak untuk mengakui perbuatannya agar dapat terus melanjutkannya.

Tanggung jawab atas kelaparan

Terkait tudingan bahwa tidak terjadi kelaparan di Gaza—seperti yang disampaikan oleh utusan AS, Steven Witkoff—Levy menolak untuk masuk ke dalam perdebatan tersebut.

“Gambaran di lapangan sudah sangat jelas. Hanya mereka yang kuat secara fisik yang masih bisa mendapatkan sebagian kecil dari makanan,” katanya.

Ia menegaskan, kelaparan di Gaza merupakan kebijakan yang dijalankan secara sistematis oleh Israel, dan karena itu, tanggung jawab penuh ada di tangan pemerintah Israel.

Lebih jauh, Levy menyerukan kepada masyarakat internasional untuk tidak tinggal diam.

“Israel tidak akan menghentikan semua ini dengan sendirinya. Amerika Serikat bisa menghentikannya dalam hitungan jam. Namun yang diperlukan kini adalah keberanian moral dari negara-negara lain untuk bertindak—karena manusia tengah sekarat setiap jam,” tuturnya.

Ia menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu—yang kini tengah menjadi buronan Mahkamah Pidana Internasional (ICC)—sengaja menggunakan kelaparan untuk memaksa warga Gaza berpindah ke wilayah selatan, dengan tujuan akhir pengusiran paksa.

“Ini adalah salah satu kejahatan terhadap kemanusiaan paling keji, dan dunia wajib turun tangan untuk menghentikannya,” tegas Levy.

Israel dan perlindungan Barat

Menanggapi sikap pasif komunitas internasional, Levy menyebut Israel sebagai “anak kesayangan Barat” yang hingga kini masih diliputi trauma sejarah.

Ia menilai negara-negara Barat enggan mengambil tindakan tegas terhadap Israel karena takut akan reaksi dari tokoh-tokoh seperti Donald Trump.

“Barat berada dalam kondisi lumpuh. Trump sendiri tidak tahu apa yang ia inginkan, dan saya kira memang begitulah keadaannya—ia sendiri tidak tahu,” sindirnya.

Pernyataan Levy muncul bersamaan dengan meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel.

Dalam beberapa hari terakhir, Presiden Donald Trump menyampaikan keprihatinannya atas situasi kemanusiaan di Gaza.

Ia mengatakan telah melihat langsung gambar-gambar yang “sangat mengerikan” dari wilayah tersebut, dan menyerukan agar bantuan segera dikirim.

Sementara itu, senator AS Chris Van Hollen menggambarkan kondisi di Gaza telah berubah dari “mengerikan” menjadi “neraka di bumi.”

Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa anak-anak di Gaza sedang kelaparan dan masyarakat sipil menghadapi ancaman kelaparan massal.

Ia mendesak pemerintah Netanyahu untuk segera mengizinkan distribusi bantuan kemanusiaan yang dipimpin oleh PBB tanpa penundaan.

“Situasi ini sudah tidak bisa ditunda lagi. Setiap hambatan tambahan akan memperburuk bencana kemanusiaan yang sudah mencapai titik nadir,” tegas Van Hollen.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular