Seorang warga lanjut usia Palestina meninggal dunia akibat kekurangan gizi, sementara 17 anak dirawat di rumah sakit di tengah pengepungan dan serangan Israel di Gaza Utara.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya, mengungkapkan kondisi ini pada Rabu (20/11), dikutip kantor berita Anadolu.
“Seorang lansia meninggal dunia akibat dehidrasi parah di Gaza Utara,” kata Abu Safiya dalam pernyataan resmi. “Sebanyak 17 anak yang menunjukkan gejala kekurangan gizi juga dirujuk ke rumah sakit.”
Menurut Abu Safiya, saat ini terdapat 85 perempuan dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit tersebut, dengan enam di antaranya berada di ruang perawatan intensif (ICU). “Situasinya sangat buruk,” tambahnya.
Ia menyesalkan tidak adanya langkah konkret dari kelompok internasional untuk membuka koridor kemanusiaan yang memungkinkan masuknya pasokan medis, tenaga medis, makanan, serta susu bagi anak-anak yang terdampak gizi buruk.
Sejak 5 Oktober, Israel meluncurkan operasi darat besar-besaran di Gaza Utara dengan dalih menghentikan konsolidasi kelompok Hamas.
Namun, warga Palestina menuduh Israel berupaya menduduki kawasan tersebut dan memaksa penduduknya mengungsi.
Dalam periode ini, bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar sama sekali tidak diizinkan masuk, meninggalkan sebagian besar penduduk Gaza Utara di ambang kelaparan.
Menurut otoritas kesehatan Palestina, lebih dari 2.000 warga telah tewas akibat serangan ini, yang menjadi bagian dari perang brutal Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Total korban tewas mencapai hampir 44.000 jiwa, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Israel kini menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikan yang dilancarkannya di Gaza.