Monday, December 9, 2024
HomeBeritaGrand Syekh Al Azhar kecam pelecehan simbol agama di Olimpiade Paris

Grand Syekh Al Azhar kecam pelecehan simbol agama di Olimpiade Paris

Grand Syekh memandang penampilan itu mencerminkan pelecehan terhadap kenabian yang suci dan agung

Jakarta (ANTARA) 

Ketua Majelis Hukama Muslimin (MHM) yang juga Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb mengecam keras salah satu penampilan pada pembukaan Olimpiade 2024 di Paris yang diduga menghina Yesus Kristus.

Grand Syekh memandang penampilan itu mencerminkan pelecehan terhadap kenabian yang suci dan agung dan tidak menghormati keyakinan orang-orang beragama yang percaya pada nilai moral kemanusiaan yang luhur.

Baca juga: Grand Syekh Al Azhar apresiasi kiprah Indonesia di Palestina

“MHM menegaskan kembali sikap menolak segala bentuk pelecehan terhadap simbol-simbol suci agama,” kata Grand Syekh Ahmed Al Tayeb dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Ketua MHM menyatakan bahwa gelaran olahraga seharusnya menjadi ajang untuk merayakan keanekaragaman budaya dan mempromosikan sikap saling menghormati antara bangsa yang satu dan bangsa-bangsa lainnya.

Ia mengingatkan bahwa memanfaatkan ajang seperti Olimpiade untuk menganggap normal pelecehan agama atau mempropagandakan penyakit sosial yang merusak dan keluar dari fitrah manusia, seperti perilaku LGBT, dan memaksakan pola hidup yang bertentangan dengan fitrah suci manusia adalah tindakan yang berbahaya.

Dokumen Persaudaraan Manusia yang ditandatangani oleh Grand Sheikh Al-Azhar/Ketua Majelis Hukama Muslimin dan Pemimpin Gereja Katolik Sri Paus Fransiskus di Abu Dhabi pada 2019, menyerukan kepada para pemimpin dunia, para pembuat kebijakan, para pemikir, filsuf, cendekiawan, pemuka agama, seniman, dan awak media di seluruh dunia untuk melawan segala bentuk dekadensi budaya dan moral.

Baca juga: Indonesia dan Mesir perkuat kerja sama misi kemanusiaan di Palestina

Mereka diminta untuk menemukan kembali nilai-nilai keadilan, kebaikan, kedamaian, persaudaraan manusia, dan kehidupan bersama secara rukun dan damai dan menegaskan pentingnya nilai-nilai itu semua sebagai pelampung penyelamat bagi kehidupan masyarakat.

“Mereka juga diminta untuk menyebarluaskan nilai-nilai luhur itu kepada masyarakat luas di seluruh dunia,” kata dia.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular