Thursday, June 12, 2025
HomeBeritaGreta Thunberg: Saya diculik Israel saat bawa bantuan ke Gaza

Greta Thunberg: Saya diculik Israel saat bawa bantuan ke Gaza

Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, menuduh Israel telah melakukan pelanggaran hukum internasional setelah dirinya dideportasi pada Selasa (10/6/2025) usai berupaya mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui jalur laut.

Dalam keterangannya di Bandara Charles de Gaulle, Paris, sesaat sebelum kembali ke Swedia, Thunberg mengatakan dirinya telah “diculik” oleh pasukan Israel di perairan internasional.

“Mereka melakukan tindakan ilegal dengan menculik kami di perairan internasional dan membawa kami secara paksa ke Israel. Kami dikurung di bagian bawah kapal, tidak diizinkan keluar, dan sebagainya,” ujar Thunberg kepada wartawan seperti dilansir Anadolu.

Thunberg (22) berada di atas kapal Madleen, yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition. Kapal tersebut membawa bantuan kemanusiaan dan bertujuan memprotes blokade Israel atas Gaza, yang oleh para aktivis disebut sebagai “genosida yang sedang berlangsung” dan “kelaparan yang disengaja.” Kapal itu dicegat oleh angkatan laut Israel sekitar 200 kilometer dari pesisir Gaza pada Senin pagi.

“Kisah yang sebenarnya adalah bahwa sedang terjadi genosida di Gaza, dan kelaparan sistematis sebagai akibat dari pengepungan dan blokade. Makanan, obat-obatan, dan air sangat dibutuhkan di sana,” katanya.

Ketika ditanya mengenai foto viral yang menunjukkan dirinya menerima roti lapis dari seorang tentara Israel, Thunberg menanggapinya dengan menyebutnya sebagai “aksi pencitraan belaka.”

Kementerian Luar Negeri Israel membenarkan bahwa Thunberg telah dideportasi ke Prancis dan akan melanjutkan perjalanan ke Swedia. Pemerintah Israel juga merilis foto dirinya di dalam pesawat—meskipun Thunberg dikenal menentang penggunaan pesawat terbang karena alasan lingkungan.

Pihak berwenang Israel menyatakan bahwa blokade laut atas Gaza sah secara hukum dan menolak tuduhan pelanggaran hukum internasional.

Duta Besar Prancis untuk Israel, Joshua Zarka, menyatakan bahwa kapal Madleen dicegat di wilayah perairan Israel. Namun pernyataan ini bertentangan dengan klaim aktivis bahwa mereka masih berada di perairan internasional saat dicegat.

Selain Thunberg dan dua orang lainnya—termasuk seorang jurnalis—yang dideportasi, delapan aktivis lain, termasuk Anggota Parlemen Eropa asal Prancis Rima Hassan, masih ditahan oleh otoritas Israel. Menurut otoritas Israel, empat dari mereka dijadwalkan akan dibawa ke hadapan hakim dalam waktu dekat.

“Saya mendesak agar mereka segera dibebaskan,” ujar Thunberg, seraya menambahkan bahwa para tahanan kesulitan mendapatkan akses terhadap pendampingan hukum. “Saya sangat khawatir terhadap nasib mereka.”

Thunberg juga menyerukan agar bantuan kemanusiaan segera diizinkan masuk ke Gaza, disertai gencatan senjata dan penghentian “pendudukan serta kekerasan sistemik yang setiap hari dihadapi rakyat Palestina.”

Freedom Flotilla Coalition, penyelenggara misi kemanusiaan tersebut, menyebut penahanan terhadap aktivis sebagai tindakan “ilegal, bermotif politik, dan pelanggaran langsung terhadap hukum internasional.”

Koalisi ini menyerukan agar seluruh penumpang yang masih ditahan segera dibebaskan tanpa deportasi dan diberi izin untuk melanjutkan perjalanan ke Gaza.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Israel, Sabine Haddad, menyatakan bahwa aktivis yang dideportasi telah melepaskan hak mereka untuk dihadapkan ke pengadilan, sedangkan yang lainnya akan ditahan hingga 96 jam sebelum keputusan akhir diambil.


Apakah Anda ingin versi ini diringkas untuk siaran pers atau infografik media sosial?

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular