Saturday, July 5, 2025
HomeBeritaGubernur Bank Sentral Suriah tegaskan tak akan berutang ke luar negeri

Gubernur Bank Sentral Suriah tegaskan tak akan berutang ke luar negeri

Gubernur Bank Sentral Suriah, Abdul Qader Husariya, menegaskan bahwa pemerintah Suriah tidak akan mengambil utang dari luar negeri, termasuk dari Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Dunia.

“Suriah, atas instruksi Presiden Ahmad al-Sharaa, tidak akan mengambil pinjaman luar negeri dalam bentuk apa pun,” ujar Husariya dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita resmi Suriah, SANA, Jum’at (4/7/2025).

Husariya mengungkapkan bahwa nilai tukar pound Suriah telah menguat 30 persen sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada akhir 2024.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah tidak berniat untuk mengaitkan pound Suriah dengan dolar AS atau euro. Sebaliknya, pemerintah akan membangun ekonomi yang sehat berbasis produksi dan ekspor, tanpa ketergantungan pada suku bunga tinggi atau insentif investasi yang berisiko.

Akhir isolasi ekonomi

Menurut Husariya, iklim investasi di Suriah kini dinilai telah cukup stabil dan mampu memberikan imbal hasil yang kompetitif, setelah ekonomi nasional memasuki fase pemulihan menyeluruh di seluruh sektor—untuk pertama kalinya dalam tujuh dekade.

Pernyataan tersebut disampaikan tak lama setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada 30 Juni yang secara resmi mengakhiri sanksi ekonomi terhadap Suriah. Langkah itu diikuti oleh pelonggaran sanksi dari pihak Eropa, yang memberikan dorongan signifikan bagi pemulihan ekonomi negara Arab tersebut.

Reformasi sektor keuangan

Sebagai bagian dari reformasi sistem ekonomi nasional, Husariya menyampaikan bahwa pemerintah akan mendirikan lembaga penjamin simpanan di bank-bank Suriah. Ia memperkirakan distorsi dalam nilai tukar pound Suriah akan berakhir dalam beberapa bulan, dengan dicapainya kurs tunggal yang stabil. Pemerintah juga akan mulai menawarkan kredit properti untuk warga Suriah di luar negeri.

“Suriah telah memasuki fase baru keterbukaan moneter dan perbankan,” kata Husariya. “Ini menjadi awal dari berakhirnya isolasi sektor perbankan yang telah berlangsung selama puluhan tahun.”

Sebagai indikator perubahan, pada Juni lalu, Suriah untuk pertama kalinya dalam 13 tahun berhasil melakukan transfer bank internasional langsung dari bank lokal ke bank Italia melalui sistem SWIFT—berkat pelonggaran kebijakan dari pihak Amerika Serikat dan Eropa.

Rezim Presiden Bashar al-Assad, yang memimpin hampir 25 tahun dan Partai Baath yang berkuasa sejak 1963, resmi berakhir pada Desember 2024 ketika Assad melarikan diri ke Rusia. Pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Ahmad al-Sharaa dibentuk pada Januari 2025 dan mulai menjalankan reformasi politik dan ekonomi.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular