Saturday, December 21, 2024
HomeBeritaHamas: Netanyahu cari "kemenangan palsu" di Gaza

Hamas: Netanyahu cari “kemenangan palsu” di Gaza

Kelompok pejuang Palestina, Hamas mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang mencari “kemenangan palsu” di Gaza.

Hal itu dinyatakan Izzat Al-Rishq, anggota biro politik Hamas pada Senin (2/8), dikutip kantor berita Anadolu.

Izzat Al-Rishq, menanggapi pidato Netanyahu yang menegaskan untuk tetap mengontrol area perbatasan Gaza-Mesir yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi. Netanyahu beralasan hal itu penting untuk mencapai tujuan perang di Gaza.

“Ucapan Netanyahu adalah ungkapan dari seorang yang putus asa yang sedang mencari kemenangan palsu yang gagal ia jual kepada rakyatnya,” ujar Al-Rishq.

Ia menambahkan, Netanyahu dengan pernyataannya pada Senin menegaskan bahwa dialah yang menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan dan perjanjian gencatan senjata.

Baca juga: Al-Qassam, 6 sandera Israel semestinya bebas jika kesepakatan terjadi

Al-Rishq menyatakan,Netanyahu bertanggung jawab atas kehidupan dan keselamatan para tawanan yang ditahan oleh para pejuang di Gaza.

Sebelumnya pada Senin, Netanyahu menegaskan kembali niatnya untuk mempertahankan pasukan Israel di Koridor Philadelphi.

“Jika kita mundur, kita tidak akan bisa kembali ke sana — tidak selama 42 hari, dan tidak selama 42 tahun,” katanya seperti dikutip oleh Channel 12 Israel dalam pertemuan kabinet.

Ia merujuk pada fase pertama 42 hari dari proposal gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.

Netanyahu mengklaim bahwa Koridor Philadelphi, yang merupakan area demiliterisasi di perbatasan antara Gaza dan Mesir, adalah “jalur kehidupan” bagi Hamas.

Berbeda dengan Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Minggu meminta segera diadakannya rapat Kabinet Keamanan untuk membatalkan keputusan mempertahankan pasukan di koridor tersebut.

Israel memperkirakan lebih dari 100 tawanan masih ditahan oleh Hamas di Gaza, beberapa di antaranya diyakini telah tewas.

Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir telah mencoba mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata. Namun upaya mediasi terhenti karena penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas agar perang dihentikan.

Perang Israel yang berkelanjutan di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 40.800 warga Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 94.200 orang lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade yang berkelanjutan atas wilayah tersebut telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, meninggalkan sebagian besar wilayah dalam kondisi hancur.

Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Pengadilan Internasional.

Baca juga: Keluarga sandera Israel lari ke perbatasan Gaza, panggil kerabat mereka

Baca juga: Oposisi Israel sepakat gulingkan pemerintahan Netanyahu

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular